Yaasiin

Reza Fahlevi
2 min readNov 3, 2022

--

Bocah laki-laki terlihat berdiri seorang diri

Perhatikan…

Dia adalah orang yang baru saja kehilangan

Kini rintangan seakan menjadi nyata

.

Mencoba bertahan hidup

Tidak lagi melihat ayahanda

Tidak juga merasakan pelukan ibunda

Lantas, ketika dia menangis

Kepada siapa dirinya mengadu?

.

Memindahkan pijakan kaki dari barat ke timur

Lalu mengubah haluan menuju selatan

Yang dia cara masih belum diketahui

Yang dia inginkan masih belum terngiang

.

Bocah lelaki menahan lapar

Dia berteriak dari dalam

Sembari mencari sampah untuk dinikmati

Ketika dirinya menengadahkan tangan untuk meminta…

Tak ada satupun yang peduli

.

Terombang ambing di daratan asing

Dia terus berusaha melemparkan sapaan

Untuk berteman… untuk menghubungkannya dengan semua orang

Sebab kehilangan terlalu membuat hatinya dingin

.

Masih juga tak ingin menyerah

Mata yang coklat itu bahkan sudah tak mampu lagi menumpahkan air mata

Meski begitu

Siapa yang akan mencoba memahaminya ketika dia menangis pilu di atas jembatan malam?

.

Kini, di usia belia

Ada keraguan yang hendak memakan keteguhan hati dalam berharap

Ada keresahan yang meremukkan asa

Juga ada rasa takut… terus menghantuinya ketika berkelana

.

Dan meskipun hari terik ingin menghanguskan impian

Atau badai hujan yang mencoba menerjang keyakinan

Sang bocah lelaki masih terus berharap

Walaupun hanya dirinya saja

.

Semakin besar rintangannya, seperti semakin ciut nyalinya

Tapi kau hanya melihat raut wajahnya yang pilu dan luluh

Kau tidak melihat isi hantinya yang semakin waktu berlalu

semakin tangguh pula bocah itu

.

Aku tidak berkata dia tak pernah mengeluh

Aku tidak bilang dia tak pernah menangis

Atau memutuskan berhenti untuk hidup

Dia merasakan semuanya… hanya saja Tuhan memayungi batinnya dari paku-paku yang dapat melukai kalbu

.

Lihatlah nanti,

Barangkali dia akan menangis

Tapi bukan karena patah

Karna… semangat juangnya yang hampir remuk itu berhasil disatukan kembali

Maka air mata yang menitik di wajah

Merupakan butiran permata yang tak ada tandingannya…

.

Dan begitu,

Bocah lelaki itu akan menjadi legenda

Legenda untuk dirinya sendiri

Karna petualangan yang dilaluinya

Sudah lebih dari cukup sebagai ujian

Kini, dia sudah siap mengarungi dunia

Tanpa pernah khawatir apapun

.

Dan mereka mengenal bocah itu sebagai Sang Penakluk

Dia berhasil menaklukkan kekurangan yang bersemayam di dalam dirinya sendiri

-Breaking Reza

--

--

Reza Fahlevi
Reza Fahlevi

No responses yet