Coba kau lihat dirimu di cermin lalu katakan dalam hati,
“namaku Rudi.”
Bukannya kau mengenal pria itu? Yang selalu mereka sebut ketika berjumpa denganmu.
Bro…
Sapaan umum
Terdengar asyik, mengalun seru seperti memiliki hari yang sempurna.
Jika memang kau bisa memulainya, kenapa tidak bergerak?
Hidup yang mereka sesali adalah apa yang tidak mereka mengerti. Luka kegagalan yang mereka alami adalah sesuatu yang sukar diterima.
Dan kau merasa tak peduli…
Tak peduli siapa dan apa dirimu itu. Ya, dulu sekali saat kau masih belum mengenal yang namanya ujian dalam kehidupan.
Broo
Bolehkah aku berlagak akrab denganmu? Sudah kau katakan berulang kali bahwa aku inilah sahabat terbaikmu…
Tapi kini kau melupakannya
Lelah dalam berjalan, kucuran keringat yang tak habis-habisnya,
broo…
Yang kau butuh sekarang adalah berhenti dan beristirahat.
Siapa yang pernah mengajarimu untuk menyerah?
Siapa yang sudah menginspirasimu untuk mengeluh?
Coba katakan, siapa di antara mereka yang telah mempengaruhimu untuk berandai dan mencaci?
Sudah ku katakan, lihatlah dirimu di cermin lalu katakan,
“aku ini laki-laki…”
Setiap manusia terlahir untuk saling mengikuti. Di mana yang tersesat arah tujuan terus berjalan ke sana. Tapi kau bukan salah satu dari orang-orang itu, kan? Kau boleh saja berkata “ya”, sebab aku tak pernah melarangmu untuk jujur.
Kemarin adalah hari yang telah berlalu. Bukanlah urusanku untuk mencampuri apa masalahmu, atau apa yang menjadi titik emosimu. Juga bukan bagianku untuk mencari tau drama jenis apa yang telah terjadi di hari kemarinmu.
Yang ku tau, kita hanya menjalani hidup dan terus mengukir cerita baru.
Setiap lembaran kosong itu akan terisi tinta, itulah yang kau sering sebut sebagai alur.
Bro,
Tataplah dalam dan jauh ke sana, bukannya ada air mata yang selama ini kau sembunyikan di balik hati? Itulah air mata ketidakberdayaanmu dalam menghadapi kenyataan.
Tapi, apabila aku menceritakan kisahku padamu, bahwa aku juga tertekan, beban yang sulit dipikul, ada banyak cobaan yang menerpaku, terasa kepala seperti ingin pecah, marah tak terkontrol, benci karna banyak dari keinginanku yang tidak tercapai, bahkan wanita yang ku kejar-kejar cintanya sama sekali tak ingin membalas rasa kepadaku.
Dan jika ku ceritakan padamu semuanya, apa kau percaya? Percayakah dirimu bahwa aku punya beban yang hampir sama sepertimu?
Atau lihatlah apa yang terjadi pada Rani, yang sejak bayi sudah ditinggal orang tuanya.
Lihatlah Akbar, yang dua tahun lalu baru saja mengalami kecelakaan hingga kedua kakinya hilang.
Lihat juga Ica, yang selama kau mengenalnya sudah harus menderita asma.
Kilaslah kepada Alfi, rumahnya terbakar seminggu lalu, dan kini tak punya tempat untuk menetap.
Dua bersaudara, Fizi dan Virza, sejak lahir memiliki kelainan fisik.
Rasakan drama yang terjadi terhadap Halwa, di usia lima tahun harus menahan tangis sebab ayah dan ibunya bercerai.
Ketahuilah bahwa anak-anak Aceh dan beberapa daerah lainnya di masa silam, hidup dalam ketakutan karna ada konflik yang tak pernah usai.
Dan bukalah mata batinmu, penjajahan yang terjadi pada rakyat Palestina.
Lihatlah apa yang sudah dan sedang terjadi di setiap belahan dunia, air mata juga jeritan akan selalu silih bergantian menyapa.
Lalu biarkan aku bertanya padamu,
“sebesar apa sih penderitaanmu itu hingga kau menganggap diri tak berguna?”
Aku bukan menceramahimu
Tapi…
Hey bro
Tataplah ke cermin dan mulailah berkata jujur.
Akui saja kau itu sudah berbuat salah
Akui saja kau itu sudah muak
Jujur saja bahwa kau kini tertekan, sulit menerima kenyataan, sukar menahan emosi, tak cukup kuat menghadapi beban yang kini sedang kau pikul.
Aku pun sadar bahwa kau demikian…
Tapi jangan lupa saat kau menatap dirimu di cermin, katakanlah,
“hey, aku ini Rudi, si anak kecil yang sudah dewasa. Hey, aku ini hebat, karna ada banyak masalah yang sudah berlalu di belakang sana. Dan aku masih di sini bernapas, mengedipkan mata, kepalaku masih tegak, tanganku masih berfungsi, kakiku masih mampu berjalan…”
Katakan kepada bayanganmu di cermin,
“akulah Rudi yang memikul semua beban ini. Kenapa harus aku? Sebab mereka mungkin takkan mampu melakukannya kecuali aku. Ya, begitulah Tuhan mempercayaiku sejauh ini…”
Ketika kau meluapkan semua sisi negatif itu sehalus mungkin, kau sudah lebih hebat dari masa lalumu.
Maka, jangan malu untuk tersenyum di depan cermin. Lihatlah di sana, ada kekuatan yang tersembunyi di balik itu semua. Kekuatan yang terbit atas usahamu sendiri.
Ingat!!!
Semua masalah itu akan selalu ada jalan keluarnya, bahkan di saat kau tak pernah menemukannya. Maka yang harus kau lakukan adalah, tinggalkan semua itu di belakang dan terus saja menatap ke depan. Nanti, kau akan mengerti kenapa. Sebab, ada dari masa lalu yang harus kau tutup lembarannya, dan ada beberapa yang harus kau gunakan sebagai pelajaran hidup.
Hey broo, just take it easy as you’re not alone!
Lakukan saja apa yang ditetapkan untukmu, hasilnya serahkan kepada Tuhan.
Seperti kata Almarhum Syekh Ali Jaber, “ urusan Allah biarkan menjadi milik Allah, jangan campuri apa-apa yang bukan menjadi kapasitasmu.”
Ya begitulah sedikit coretan ini. Aku tidak bermaksud untuk mengguruimu, sebab ini juga untuk diriku sendiri.
Maka anggap saja aku ini berlagak sok akrab, karna aku memang ingin akrab bersama Si Bro-ku.
Have a good one…
25 Februari 2021
— Breaking Reza