Selamat Jalan Syekh Ali Jaber
Oleh: Reza Fahlevi
Foto diambil dari akun Instagram Aa Gym
Kamis tepatnya di tanggal 14 Januari lalu, berita duka menyelimuti sebagian besar warga Indonesia. Seorang pendakwah terkenal, juga bisa kita sebut sebagai salah satu ulama, Syekh Ali Jaber, meninggal dunia. Kabar ini sungguh mengejutkan banyak kalangan. Memang beberapa hari sebelumnya, beliau dinyatakan positif Corona dan kondisi kesehatan beliau juga semakin menurun pasca itu. Namun, hari-hari selanjutnya, kesehatan beliau mulai membaik dan bahkan Syekh Ali berhasil melawan virus mematikan tersebut dengan kembali dinyatakan negatif. Akan tetapi, Allah berkehendak lain.
Sosok Syekh Ali dikenal banyak orang sebagai pendakwah yang lembut. Beliau selalu berhati-hati dalam menerangkan situasi dan kondisi di tengah-tengah berbagai isu menyelimuti negara ini. Da’i asal Madinah ini juga dikenal dekat dengan Al-Qur’an, maka wajar jika sikap dan tutur kata beliau terbawa begitu saja seperti sejalan dengan isi kitab suci ini. Hal ini dapat dibuktikan ketika beliau tanpa diduga-duga dikejutkan dengan aksi seorang lelaki muda yang menikam lengan beliau menggunakan pisau.
(Baca juga: Cahaya Islam Dari Sosok Syekh Ali Jaber).
Singkat cerita, Syekh berhasil menghindar serangan liar tersebut yang sebenarnya diarahkan ke leher beliau walaupun kemudian lengan kanan beliau harus rela menerima luka tusukan yang lumayan dalam. Sedangkan pelaku diamuk oleh beberapa jama’ah yang hadir di sana. Dan Syekh, bukannya memikirkan luka beliau, tapi malah mencoba menenangkan situasi bahkan berusaha sebisa mungkin agar pelaku tidak diamuk massa lebih jauh lagi. Di sinilah terlihat bagaimana beliau bersikap dalam keadaan genting, ketika nyawanya terancam, tapi Syekh masih ada rasa peduli terhadap pelaku yang telah mencoba membunuh beliau.
Sebuah pemandangan yang begitu indah beliau tampakkan ketika Deddy Corbuzier mengundang Syekh Ali ke podcast-nya. Isi pembicaraannya mengulas tentang aksi tikaman yang beliau alami beberapa hari sebelumnya. Ada satu yang sangat membuat penulis tersanjung dengan ungkapan Syekh Ali terhadap pelaku penikaman beliau. Intinya beliau pasrah, menyerahkan semuanya kepada pihak polisi, namun sebenarnya Syekh Ali sudah memaafkan pemuda tersebut bahkan sebelum ia meminta maaf kepada beliau. Ini adalah sebuah tindakan yang tidak banyak orang dapat menerapkannya di dalam kehidupan. Memaafkan orang yang telah berusaha membunuh atau menyakiti kita adalah hal tersulit untuk dilakukan, apalagi pelaku tersebut belum atau bahkan tidak pernah meminta maaf kepada kita. Tapi Syekh Ali Jaber menunjukkan kepada kita bahwa memaafkan itu adalah sebuah bentuk keindahan yang tidak dapat dilihat bentuknya tapi dapat dirasakan nyata melalui hati. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Syekh Ali bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kekuatan batin dan kesabaran yang luar biasa untuk menerapkan ini.
Selain itu, beliau juga mengungkapkan bahwa apa-apa yang menjadi urusan Allah, maka kita sebagai manusia tidaklah patut untuk ikut campur. Beliau memberi contoh dengan hal yang sederhana yaitu jangan pandangi buruk perempuan yang belum berhijab. Maksudnya adalah, bukanlah hak kita untuk memberikan nilai buruk kepada mereka yang belum berjilbab. Sebab kita tak pernah tahu rahasia mereka dengan Allah. Barangkali ada dua rakaat Tahajjud ataupun hal-hal kebaikan lainnya yang tidak terlihat di mata kita, namun Allah selalu melihat. Dan oleh karena kebaikan tersebut dapat terampuni dosa-dosa mereka. Intinya adalah, kita boleh saling mengingatkan, namun bukanlah hak kita untuk menilai orang-orang yang terlihat buruk apapun keburukannya. Dan bukanlah kapasitas kita untuk mengubah setiap pribadi menjadi baik seperti yang kita inginkan. Hanya Allah dan diri merekalah yang dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Kita hadir hanya sekedar saling mengingatkan, dalam hal ini mengingatkan tidak untuk meninggalkan kesan yang dapat menyakiti perasaan orang lain. Oleh sebab itu, perlu kita sadari ketika hendak mengingatkan orang lain, jika secara lisan dapat menyakiti hati orang lain, maka ingatkan mereka dari cara kita bertindak/bersikap. Memberi contoh secara terapan lebih baik ketimbang hanya mengeluarkan ungkapan-ungkapan yang mana bahkan terkadang tidak sejalan dengan perilaku kita sehari-hari.
Dalam Podcast Deddy, kita seolah ditunjukkan sebuah karakter Islam yang sesungguhnya. Di tengah-tengah berita tajam yang menyudutkan Islam sebagai agama keras, radikal, tidak ada toleransi terhadap agama lain, dan lain-lainnya, Syekh Ali Jaber hadir dengan menampakkan bagaimana Islam itu sebenarnya. Ya, banyak orang yang kagum dengan sikap Syekh terhadap pelaku penusukan beliau. Memaafkan pelaku yang bahkan ia sendiri belum meminta maaf secara terbuka kepada beliau, tapi Syekh telah melakukan sebuah tindakan mulia yang membuat banyak orang takjub. Tidak hanya orang Islam, penganut agama lain pun salut dan kagum terhadap sifat yang dimiliki oleh Syekh Ali. Kelembutan yang tampak begitu saja seolah membuka mata batin setiap orang bahwa ajaran Islam yang sebenarnya itu tidak seperti berita-berita yang beredar.
Dari Syekh Ali Jaber kita belajar bahwa memaafkan adalah sebuah tindakan mulia. Tidak hanya mulia di sisi Allah, tapi juga mulia dalam pandangan banyak orang. Mereka akan melihat serta merasakan sebuah pemandangan indah dari saling memaafkan. Bukankah itu merupakan sebuah kasih dan sayang? Bukankah memaafkan adalah bentuk dari kepedulian terhadap sesama? Walaupun memang hal ini harus diakui adalah salah satu hal tersulit untuk diterapkan. Namun bagaimanapun, Syekh telah membuktikan pada kita bahwa beliau mampu melakukannya. Maka sepantasnya pula kita harus percaya bahwa kita juga mampu. Tidak ada yang tak mungkin, selama kita yakin kepada diri sendiri dan segala ketetapan dari Allah.
Dari Syekh Ali pula kita belajar untuk tidak menghakimi orang lain sesuka hati. Sungguh, bukanlah tugas kita untuk memutuskan orang lain itu salah, berdosa, masuk neraka, itu semua bukanlah urusan kita. Rahasia tersebut tetap menjadi milik Allah sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh, kebaikan yang tak tampak dari diri seseorang dapat menghapus dosa-dosa masa lalu jika Allah menghendakinya, walaupun dia terlihat buruk di mata kita. Tapi kita belum melihat kebaikan seperti apa yang pernah ia lakukan semasa hidup. Maka urusan Allah biarlah menjadi milik Allah, urusan kita adalah memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu. Sebab, bukankah manusia ini adalah tempatnya salah? Maka jangan pernah menganggap diri selalu benar dan menyalahkan orang lain. Belum tentu kita lebih baik dari orang-orang yang terlihat buruk di mata kita.
Apa yang telah ditinggalkan oleh Syekh Ali Jaber tak lain tak bukan adalah ilmu yang sangat bermanfaat untuk kita. Kepergian beliau memang mengejutkan kita, tapi ilmu, sikap, serta teladan beliau akan terus tertinggal bersama kita. Dan akan menjadi kebaikan untuk beliau serta orang-orang yang mengambil sisi baiknya.
Indonesia berduka. Semua merasa ditinggalkan oleh sosok yang berkepribadian lembut. Banyak orang ingin mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya kepada Syekh dengan menyalati beliau, bahkan di kota penulis, Banda Aceh, ada banyak masjid yang melaksanakan salat Ghaib seusai melaksanakan ibadah Jum’at kemarin. Ada yang berdoa seusai salat, ada yang mengaji dengan niat untuk Syekh Ali Jaber. Semua kebaikan turut meyertai langkah beliau meninggalkan dunia ini. Sebagaimana beliau telah meninggalkan wasiat kebaikan untuk orang-orang sekitarnya dan masyarakat indonesia secara unumnya.
Selamat jalan Syekh Ali Jaber. Kini surga menantimu. Apa-apa yang telah dijanjikan oleh Allah SWT, dengan kebaikan dan sikap memaafkan yang ada di dalam dirimu, semua akan terbalaskan dengan kebaikan pula. Walaupun sebenarnya negeri ini masih butuh sosok seperti Syekh dan ulama-ulama lainnya yang sudah lebih dahulu mendahului, namun Allah berkehendak lain dan Dia-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Semoga surga menjadi balasan terbaik, hidup dan kekal di dalamnya bersama orang-orang yang engkau cintai.
Penulis turut berduka cita atas wafatnya Syekh Ali Jaber. Semoga beliau ditempatkan di sisi terbaik-Nya. Dan kepada keluarga serta kerabat yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan untuk menghadapi semua ini. Semoga kebaikan turut menyertai kita semua untuk terus berada dalam naungan Allah hingga akhir hayat tiba.