Sebatang Rokok
— —
Kau selalu ada di saat ku butuh hiburan dalam lamunan
Kau selalu ada saat aku tersesat
Merangkai sajak-sajak puisi
selalu sigap saat aku buntu
memberi wejangan untuk ku selesaikan bait-baitnya
.
Kau sungguh mengetahui diriku
yang terkadang kehabisan cara dalam berkarya
Kau datang
dan duduk di sebelahku
.
Kau sungguh peka di saat hatiku hampa
Dikau hadir dan memberi cerita
Kau paham, aku sedang digalau cinta
Lalu menghampiriku yang sedang linglung
.
Kau itu
bagaikan teman yang baru saja akrab
selalu saja membawa ketenangan
di tengah kondisi batinku yang tak karuan
.
Tapi ku ingatkan,
jangan terlalu setia karna aku hanya menganggapmu sebagi alat
Ku ingatkan,
agar jangan terlalu setia
sebab sewaktu-waktu aku akan meninggalkanmu tanpa pernah kembali
.
Meskipun aku terus memintamu menempel padu di bibirku,
bukan berarti aku cinta
Meskipun aku sering memujamu,
bukan berarti kau adalah sesuatu yang ku idamkan
.
Walaupun diriku sangat bergantung padamu,
aku selalu menganggapmu sebagai aib keburukan
.
Saat ini kita berdua,
mengisi hari,
dan saling merindu,
kau bukanlah sosok yang tepat untuk menjadi pengisi di dalam hatiku yang kosong
.
Meskipun ku akui,
kau begitu berjasa untukku,
aku…
tak pernah menganggapmu teman
.
Kau ada, karna aku butuh
Kau ada, karna aku kesepian
Kau itu ada… sebab aku sedang melampiaskan segala bentuk rasa emosi
Yang terkadang sulit ku kendali
.
Tak lebih dan tak kurang
.
Bahkan, aku juga tak pernah berterima kasih walau ku tau kau tak butuh itu
Sebab kau juga tak pernah menganggapku sebagai sahabat
kita adalah kebencian yang saat ini masih terlihat mesra
Kita adalah musuh yang kini masih berteman di balik kepalsuan
.
Karna kau juga akan membunuhku, saat tubuhku lengah
Kau akan membunuhku dalam kepulan asap yang menyesakkan
Kau adalah racun yang sangat menggoda
Kau… adalah kecanduan yang sulit ku akhiri
— Breaking Reza