Ramadan Menulis 29
Bertahanlah, Palestina…
“Terangnya hari seakan terasa begitu hitam. Oh Palestina…”
Negeri itu tak pernah berhenti menangis, seakan air mata berserakan di aspal-aspal, juga membasahi karpet-karpet sebagai alas untuk bersujud kepada Allah.
Aku tak mengerti, mengapa harus ada teriakan… histeris mewarnai langit dunia dari fajar hingga menuju warna gelap.
Aku bertanya, di mana letak kemanusiaan saat mereka bersuara lancang untuk saling melindungi, tapi malah mereka sendiri yang membuat kericuhan.
Aku tak paham, saat mereka berkata sungguh mencintai damai, namun merekalah yang menciptakan perang.
Hingga detik ini, dentuman bom silih berganti menyapa, timah peluru saling bersautan. Semua bersuara untuk satu tujuan, membunuh sekian banyak nyawa di Palestina.
Putri kecil menangis tersedu ditinggal oleh ayahanda. Putra mahkota mencoba menahan kesedihan saat melihat ibunda tercinta menutup mata selamanya. Para lelaki dewasa menyembunyikan rasa takut di balik senyuman hampa. Istri-istri yang terus melantunkan doa dalam kehancuran.
Di balik puing-puing itu, ada seorang anak yang tersenyum karna sudah waktunya untuk bertemu Sang Maha Kuasa tanpa ada noda dosa sedikitpun.
Para pemuda gugur dalam kerinduan untuk bertemu dengan-Nya.
Wanita-wanita tangguh tak pernah ingin menyerah walau telah dihina dalam seretan kebencian.
Tapi… tangisan itu…
Tapi, jeritan itu…
Akan tetapi… kepedihan itu…
Oh sungguh aku tak sanggup menahan batin yang luluh ini saat Palestina terus hidup dalam siksaan.
Lidah tanpa pernah berhenti memohon doa, hati tiada keraguan untuk terus percaya…
Palestina, kau sungguh tangguh daripada ku.
Tangan yang gemetaran itu terus mencoba melawan. Kakimu yang berdarah terus mencari tempat berlindung. Palestina, kau telah menahan luka cukup parah bertahun-tahun lamanya.
Dan mereka takkan pernah berhenti mengirim peluru, mereka takkan pernah menyesali hidup sebagai pembunuh. Kriminal yang mereka kecamkan itu, sebenarnya merekalah pelakunya.
Palestina, maafkan aku yang belum mampu membantumu berjuang. Maafkan aku yang hanya menjadi penonton ketika air matamu berurai membanjiri tanah. Maafkan jiwa ini yang hanya melihat deritamu dari sini… maafkan
Tapi,
Izinkan aku untuk terus mengirim doa kepadamu, izinkan aku untuk merasakan semua rasa sakitmu dalam bait-bait doaku. Lidah dan hatiku, ku yakini senantiada mengharap pertolongan dari Tuhan agar terus hidup bersamamu.
Palestina, bertahanlah. Engkau tidak sendirian
Palestina, bertahanlah walau kau terasa rapuh
Palestina, tegarlah, karna sesungguhnya Tuhan mendengar permohonan-mu.
Kau sudah terlalu tangguh untuk terus menghadapi hari-hari berdarah ini meskipun dalam bulan yang suci
Engkau sudah begitu hebat saat memutuskan untuk tetap berjuang hingga akhir
Engkau tak pernah ragu untuk senantiasa menjaga Baitul Maqdis
Palestina, sungguh engkau tak pernah sendirian.
Apabila tangisanmu memang tak sanggup dibendung
Apabila jeritanmu tak sanggup kau tahan
Apabila rasa sakitmu sungguh menyayat tubuhmu,
Palestina… bertahanlah
Dan meskipun tanah terus memerah oleh darah, tubuhmu semakin hancur berkeping-keping, ribuan nyawa melayang di tengah cerahnya awan yang terasa kelabu,
Palestina, ada jutaan doa terkirim kepada Yang Maha Kuasa di langit-langit alam semesta,
Karena tangisanmu juga milikku, deritamu juga perasaanku, murkanya engkau adalah murkaku… musuhmu itu merupakan musuhku…
Aku di sini walau hanya dalam doa, terus mengadu pada-Nya tentang kejamnya para tentara itu.
Dan di saat takbiran menghiasi langit fajar, timah peluru panas juga tak henti-hentinya memburu,
Tapi, bertahanlah Palestina. Sebab janji Tuhan itu benar adanya.
Dan aku tau engkau pasti meyakini itu
Hari-hari kelam akan berlalu, air mata yang tertangisi akan terhapus, jeritan akan mereda, penderitaan akan menjadi senyuman, luka akan terobati dengan kekuatan. Ya Allah, tolonglah Palestina yang tak pernah henti menjaga kekokohan Masjidil Aqsa. Ya Allah, tolonglah Palestina yang telah berjuang mempertahankan negeri. Ya Allah… berilah senyuman indah untuk Palestina yang gagah berani dalam melawan para penjajah pencuri negeri.
Ya Allah ya Rabbi, lindungilah Palestina walau semakin hancur dan berdarah…
Sampai kapanpun, engkau akan tetap berdiri tangguh meskipun kakimu semakin pincang. Allah bersama-mu, Allah bersama kita.
Bertahanlah Palestina…