Rajutan Tali Harapan

Reza Fahlevi
3 min readJan 8, 2022

--

Karya Macrame oleh Fitria Sari

— —

Tak ada selamat tinggal, aku masih di sini

Melamunkan hari-hari kelabu

Memandangi awan gelap di atas

Merasakan desir angin yang terkadang liar

.

Bukan selamat tinggal

Meskipun ada tahun yang berganti

Aku masih di sini

Menantinya di seberang jalan tol sana

.

Ada gelisah yang mengelabui hati dalam berharap

Ada rasa takut yang membuyarkan ketangguhan berharap

Ada gejolak khawatir yang menggebu-gebu memberi bisikan tajam

Aku hanya tak ingin berada di titik kesalahan yang sama

Di titik terendah di mana diriku pernah tercampak jauh ke dasar hampa

.

Kini melihat masa depan dengan mata hati ke tiga

Yang ku takuti tak semestinya bermain peran di laju pikiran

Mencoba bergumam menjadi baik-baik saja

Kau tak pernah tau

Bahwa berlagak dalam kebohongan itu adalah hal yang sukar dilakukan

.

Tapi dia adalah mimpi yang ingin ku wujudkan;

yang ingin ku raih — maaf…

Maafkan aku yang terlalu berhasrat melabuhkan serbuk cinta padanya

Di saat semua masih belum bisa ku lakukan

.

Tapi tinta suci seakan menjadi arah langkahku

Di persimpangan jalan Hamzah aku dan dirinya berjalan kepada haluan yang berbeda

Aku… mencoba menelaahnya kembali

Barangkali kenangan di jalan Hamzah dapat dilanjutkan lagi ukirannya

.

Karna bersama dia asa dapat ku terawang

Yang abu-abu terasa masih putih

Yang nyaris terputus masih ada harapan untuk kembali disatukan

Di sini aku menanti dalam keteduhan yang sulit ku terka

Dalam lelah dan kekhawatiran… khawatir jika dia akan pergi tanpa meninggalkan jejak

Dalam lelah aku terus berharap cinta

.

Barangkali sudah pupus

Atau masih dapat ku perbaiki

Setiap kata yang tertuang dalam bait-bait puisi

Tercipta untuk memberikan seutas rayuan ke hatinya yang mungkin sudah berdebu

.

Walaupun denyut nadi berdetak tak karuan

Goncangannya seakan memberi pesan tersirat

“Aku lelah, tapi aku masih ingin terus berharap…”

Padanya di seberang tol sana

Padanya… yang pernah memberi senyuman pada hati kelabu ini

Merajut tali harapan

.

Dalam bayangan ilusi

Tak ku hiraukan batin berimajinasi

Tentangnya yang sedang merajut tali

Dalam keheningan petang dia menyatukan rasa

Tanpa paksaan… tanpa abaian

.

Dan ku biarkan sukma mencoba menghadirkannya

Di setiap sudut malam terkadang ada air mata yang menahan laju kerinduan

Sebab cinta yang ingin ku persembahkan ini merupakan ketulusan dari seorang pria pengrajut puisi

Sebagaimana dia mempersembahkan rajutan indah itu kepadaku

.

Saat terdiamnya lisan…

Itu karna aku sudah cukup

Cukup bahagia melihatnya ada di samping

Mengisi waktu senja dengan secangkir kopi dan teh

Bersama obrolan yang sama sekali tak penting

Dan tetap tertawa…

.

Di penghujung angka terakhir

Satu yang menjadi dua

Mereka mulai menuliskan kisah suci bersama sosok tercinta

Di sini,

Aku tau bahwa rasa yang telah terpendam bertahun-tahun lamanya

Rajutannya takkan mudah berubah haluan

Karna… dia merajut tali harapan

Karna… aku adalah pengrajut puisi cinta

Untuk menyatukan kembali dua tali rasa yang sempat terpisah di jalan Hamzah

Art by Taloe Jaroe

— BREAKING REZA

--

--

Reza Fahlevi
Reza Fahlevi

No responses yet