Prank, Perlukah Untuk Dilakukan?
Baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita seorang youtuber melakukan prank dengan memberikan sumbangan kepada orang-orang yang mana mereka adalah waria (wanita pria). Yang mengejutkannya adalah, youtuber tersebut memberikan sumbangan yang isi di dalamnya itu adalah sampah. Maka atas dasar itu pula, dunia sosial media terutama, dibuat geram oleh aksi pemuda tersebut. Di Twitter misalnya, tak sedikit para pengguna sosial media ini menyayangkan aksi youtuber tersebut. Dan tak sedikit pula yang bahkan menghujat dan mengecam aksi pemuda tersebut.
Tapi jauh sebelum prank ini terjadi, sudah banyak aksi-aksi prank lainnya yang tak sedikit membuat orang resah dan terganggu. Lalu sebenarnya, apa itu prank?
Prank itu sendiri merupakan sebuah kata dalam bahasa Inggris yang artinya senda gurau. Kata lainnya yaitu joke yaitu candaan. Prank ataupun senda gurau bukan hal baru bagi kita. Jauh sebelumnya, orang-orang sudah sering melakukan prank, mengerjai seseorang hingga ia malu, merasa tak nyaman, bahkan hingga emosi.
Prank juga terkadang dikait-kaitkan dengan istilah April Mop, yang mana setiap tanggal satu April, orang-orang akan mengerjai seseorang atau membohongi kerabatnya hingga ia percaya apa yang dikatakan oleh si pelaku. Dan begitu korban percaya, baru kemudian si pelaku mengatakan bahwa yang dia ucapkan tadi adalah bohong sambil berkata, “Apriiil mop” dengan tertawa terbahak-bahak.
Secara umum, istilah April Mop dan prank ini sama, yaitu sama-sama membuat korbannya merasa terganggu, resah, marah, malu dan lain sebagainya. Si pelaku seperti bermain korban di sini. Khusus untuk April Mop, ini adalah sebuah kejadian yang sebenarnya dilakukan oleh sebagian besar orang barat untuk menipu orang-orang Islam pada zaman dahulu. Namun, seiring berjalannya waktu, alur sejarah berputar balik dan April Mop dianggap sebagai hal lumrah.
Ada banyak prank yang pernah dilakukan mulai dari yang level wajar hingga ke level tak wajar yang beresiko. Biasanya jika sudah menuju ke level besar akan terjadi kontak fisik antara pelaku dan korban. Oleh karena itu, banyak orang yang mengecam tindakan prank ini walaupun tidak sedikit pula yang menikmatinya.
Seiring canggihnya zaman, prank masih sering dilakukan, terlepas dari banyaknya orang yang merasa terganggu akibat senda gurau tersebut. Sekarang kita tahu bahwa Youtube, salah satu media yang dapat menghasilkan uang, kini menjadi salah satu yang paling banyak peminatnya untuk mencari rezeki di media ini. Bermacam ragam konten dilakukan mulai dari pendidikan, seni, aksi, komedi, hingga horor pun ada di dalamnya. Para youtuber pun harus mempersiapkan video unggahan mereka semenarik mungkin. Hal itu dilakukan untuk menarik minat para penonton Youtube. Semakin banyak subscriber-nya, semakin hebat pula youtuber itu.
Namun belakangan ini, tidak sedikit para youtuber untuk melakukan apa saja demi konten atau demi viral. Salah satunya ya dengan melakukan aksi prank ini. Penulis melihat dari sekian banyak konten prank itu berisi tentang mengerjai kerabat, membohongi istri, mengerjai orang-orang di jalan dengan terompet atau sesuatu lainnya hingga seperti kasus baru-baru ini, melakukan prank sumbangan yang isinya sampah.
Di sini penulis bertanya-tanya, sebetulnya apa kesan yang nyata saat melakukan prank tersebut? Seberapa banyak manfaatnya? Dan apakah penting bagi kita untuk melakukan prank? Maka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita sebagai pribadi harus melihatnya dari berbagai sisi yang ada. Jangan hanya melihat dari satu sisi saja yang hanya menguntungkan satu pihak saja.
Sekarang coba kita perhatikan, setiap ada orang yang melakukan prank entah itu kepada temannya, pacarnya, istrinya atau kepada orang asing, pasti besar kemungkinan si pelaku akan tertawa. Atau jika pun tidak tertawa, ia akan tersenyum. Dan itu menunjukkan bahwa si pelaku merasa ada sebuah kepuasan atas apa yang ia lakukan kepada orang lain. Seperti ada rasa bahagia menguap dari dalam batinnya.
Namun jika kita lihat dari sisi korban. Banyak dari mereka kemudian merasa kesal. Itu ditunjukkan dengan gesture tubuhnya seperti menatap lama korbannya, menggelengkan kepala, menunjuk-nunjuk si pelaku, atau bahkan mencaci si pelaku dengan kata umpatan hingga berakhir dengan perkelahian. Terkadang ada korban yang tersenyum ketika mengalami prank. Namun senyum yang ditunjukkan itu jelas bahwa ia malu atas apa yang dialaminya di tempat keramaian.
Maka jelas bahwa prank itu jika dilakukan oleh seseorang, besar kemungkinan akan menjadi sebuah permasalahan. Apa permasalahannya? Hubungan pertemanan yang merenggang jika itu dilakukan kepada teman. Atau istri yang kemudian marah kepada suami. Intinya adalah, besar kemungkinan hubungan sosial antar manusia itu menjadi buruk di karenakan tindakan konyol tersebut.
Memang ada sebagian orang yang menganggap biasa tindakan tersebut. Ada yang jika prank dilakukan, tidak membuat hubungan persahabatan terganggu. Itu karena prank tersebut masih sebatas wajar. Tapi jika tindakan tersebut sudah tak wajar lagi, maka perselisihan pasti terjadi.
Maka dari segi pendapat penulis, prank tidak seharusnya dilakukan semena-mena. Tidak semua orang mau menerima ketika kita mempermalukan dia di depan publik, membohongi dia di keramaian. Kita seharusnya juga membayangkan, ketika kita melakukan prank kepada kerabat kita atau orang asing di keramaian, lalu semua orang yang melihat menertawakan si korban, bayangkan bagaimana perasaannya saat itu.
Setiap orang memang memiliki hak untuk apa-apa yang ingin mereka perbuat. Tapi ingat, selama kita ingin melakukan sesuatu di saat kondisi dan situasinya tidak memungkinkan, maka alangkah lebih baiknya untuk tidak dilakukan. Apapun itu, termasuk prank. Hal penting lainnya adalah, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik untuk dilakukan, termasuk salah satunya senda gurau.
Apa yang telah dilakukan oleh seorang youtuber kepada beberapa waria dengan memberikan mereka sumbangan yang berisi sampah, itu seharusnya tidak pernah terjadi. Walaupun korbannya adalah para waria sekalipun, tapi mereka juga manusia. Dan sebagai sesama manusia, sudah seharusnya kita saling menghargai dan tidak saling melecehkan ataupun menyepelekan. Semoga kita yang sering melakukan prank, yang pernah membuat kesal dan malu kerabat kita, dengan apa yang telah terjadi kepada seorang youtuber ini, semuanya dapat menjadi pelajaran untuk kita semua. Dan semoga saja prank-prank seperti ini tidak lagi dilakukan hanya untuk mencari ketenaran.
Ketika suatu hal dilakukan dan tidak menyalurkan manfaat kepada kedua belah pihak, maka sebaiknya jangan dilakukan. Karena kita hidup tidak hanya untuk membahagiakan diri sendiri, tapi kita hidup juga dengan memikirkan nasib orang lain. Apabila kita tidak bisa membuat seseorang bahagia, maka jangan buat ia sedih atau marah dengan tingkah laku kita.
Breaking Reza