Perjalanan Kehidupan
Termenung seorang diri, di tengah jalan meratapi nasib. Kini telah berbalik tak pernah terduga. Semua hambatan terlihat selalu ingin menghentikan laju langkah perjuangan hidupnya.
Mencari kebenaran dalam ruang kekosongan. Menghadapi kenyataan yang tak sesuai imajinasi. Masa kecil yang berlalu hanya tinggal kenangan. Kini ia malah berada di sebuah masa di mana ia harus memahami lika-liku kehidupan.
Langkah setapaknya meninggalkan jejak, ia seseorang yang terus berusaha di balik ribuan pertanyaan… pertanyaan yang terkadang melumpuhkan semangatnya untuk terus berjuang.
Di satu hari ia menempuh drama yang sulit dimengerti. Tak kuasa menahan beban yang terus menerus menekan batin. Hingga jeritan sanubari meledak menggetarkan jalur nadi.
Di hari lainnya ia berhasil menggapai sebuah tujuan. Berkat bisikan para malaikat di sebelah kanan, mengokohkan tumpuan kedua lututnya untuk melawan dan berlalu terhadap kerasnya lisan-lisan tajam dari mereka para pemilik jiwa.
Ia hidup di antara ragu dan kepastian. Keduanya bermain peran untuk menguji ketangguhan fisik dan kalbunya. Ada di saat ia merintih kesakitan, ada di saat ia bahagia bersama senyuman yang terukir di lubuk hati.
Biarkan ia memilih arah tujuan. Sejauh ini dirinya telah menelusuri berbagai sisi kehidupan, ada cahaya yang membenamkan asa, ada cahaya yang membangkitkan api harapan.
Biarkan ia melihat dunia dalam dua karakter; kiri dan kanan akan menjadi acuan ke mana dirinya akan berteduh.
Biarkan ia mencoba untuk terus mencari kebenaran. Bahkan kegelapan yang ditemuinya… bahkan kabar gembira yang didengar… bahkan kesedihan yang dirasakan… bahkan kebahagiaan yang didapatkan; semua akan menjadi tumpuan awal dia melihat jati diri.
Kegagalan yang singgah, keberhasilan yang dicapai… semua itu adalah proses untuk menjadi hebat.
Tangisan yang melanda, tawa yang menghibur… semua agar mentalnya menjelma kuat.
Kesendirian yang menyerang, kebersamaan yang dia peroleh… semua itu akan mengubah sikapnya dalam menilai untuk terus tumbuh dan berkembang.
Biarkan dedaunan itu layu, karna suatu hari mereka akan kembali menghijau.
Dan biarkan ia melampiaskan segala perasaan yang mengganggu jiwa bersama pikiran. Dia pasti akan kembali bersama semangat baru. Tentu dengan tanpa harus menghancurkan aturan yang berlaku.
Dan semestinya ia mengungkapkan apa yang terpendam, karna mungkin dirinya butuh jalan keluar dari seseorang yang dianggapnya lebih dari sekedar teman sejati.
“Aku tak seharusnya meragu, dan aku tak seharusnya berandai…”
“Apabila nanti hanya jalan buntu yang ditemui, pastikan bahwa kau masih punya segala cara untuk mendobrak kebuntuan itu.”
“Jika hari ini kau gagal, maka coba lagi di lain kesempatan. Hingga nanti… hingga nanti Tuhan menyuruhmu untuk pulang.”
Maka berakhirlah kisah seorang yang hebat.
“Tak peduli rasa sakit apa yang telah menyelimuti batinku, aku akan terus berjalan meskipun tangan dan kakiku berdarah. Sebab aku tak terlahir hanya untuk menjadi seorang pecundang. Dan karna Tuhan telah memilih diriku, kamu — kita — sebagai pemenangnya.”
Nanti kau pasti paham mengapa Tuhan memberimu berbagai cobaan sebagai ujian ketangguhanmu menghadapi hari-hari yang terasa keras.
— Breaking Reza