Mesin Berjiwa Ego
— —
Kita adalah manusia
Tumbuh berkembang menjadi sosok yang berbeda
Dan jika perbedaan itu dapat memicu kebencian
Maka, hancurkan saja aku dengan lisanmu di hadapan mereka
Tapi jangan biarkan aku tahu
Karna nanti aku juga ikut membencimu
.
Jika kau berperan menjadi egois
Aku juga punya ego
Kita merupakan aktor yang saling menyalahkan
Dan mengabaikan kesalahan sendiri
.
Kita bisa menjadi licik
Sesuai dengan versi masing-masing
Ku ceritakan tentangmu dari belakang
Kau berkicau perihal diriku juga dari belakang
.
Lalu apa yang kita harapkan?
Lontaran kebencian tidak juga mengubah nasib menjadi lebih baik
Bahkan kita terus saling menyerang
Meski jantung mendesah memohon untuk berhenti
.
Sesaat detik terlihat ingin memberi bukti
Seiring waktu berjalan mengubah hari kepada tahap-tahap selanjutnya
Seharusnya kita bisa menjadi lebih bijak
Di tengah usia yang semakin senja
.
Dan kenapa kita mempermasalahkan hal-hal sepele?
Bukankah Tuhan sudah mengatur kehidupan ini sedemikian rupa?
Dan seharusnya kita memahami hakikat yang paling dasar
Untuk setidaknya menghargai meski ada perbedaan
.
Namun,
Kita tetap mengedepankan ego
Mengabaikan ketenangan di dasar hati
Menggunjing sana sini
Untuk membuktikan kepada orang lain
Bahwa kita adalah sosok yang paling benar
Tanpa ada kekurangan sedikitpun
.
Meski begitu
Bukankah seharusnya kita bertanya pada diri sendiri…?
“apa aku hidup hanya untuk mengurusi kepribadian orang lain tanpa pernah peka dengan kepribadian diri sendiri?”
.
Entahlah…
Entah sampai kapan kita akan membekasi jejak kotor seperti ini…
-Breaking Reza-