Penyesalan Yang Kesekian
— —
Maaf untuk hari ini
Telah ku khianati kepercayaan hati
Telah ku abaikan kebutuhan pribadi
Pagi berlalu seakan tak meninggalkan bekas makna sedikitpun
.
Malam ku jadikan ajang pelampiasan
Pelampiasan rinduku
Malam ku jadikan bara api
Membakar segala kenangan kelam
Malam, ku coba mengekspresikan diri
Melawan rasa gelisah dan ketakutan
.
Maaf untuk hari ini
Aku hanya melamun tak memahami
Apa-apa yang terjadi
Sukar untuk dimengerti
Apa-apa yang ku dapati
Sungguh terasa tidak seperti yang ku inginkan
.
Kemarin adalah waktu yang takkan terulang
Aku menutup lembaran harian,
yang mungkin diakhiri dengan sebuah tanda baca “koma”
Mencoba memperbaiki kesalahan
Malah terjerumus lebih dalam lagi
.
Maaf untuk hari ini
Tak ada semangat batin yang dapat mendorongku
Tak ada capaian yang ingin ku raih
Hanya terduduk dengan secangkir kopi
Menikmati imajinasi yang bermain aktif di dalam kepala
.
Aku mencoba berteman dengan kegelisahan ini
Ku lakukan yang terbaik
Sebisaku
Tapi tak semudah yang dibayangkan
.
Maafkan aku,
Telah ku kecewakan dirimu yang terlalu memberi harapan besar padaku
Kenapa harus seperti itu?
Bukankah kau lihat sendiri
Aku masih terpuruk dan belum juga ada tanda-tanda untuk berkata,
bahwa aku ini baik-baik saja
.
Tapi setidaknya, beri aku waktu
Meski ku ketahui
Banyak sudah yang ku sia-siakan
Meratapi nasib
Bertanya hal yang tak penting
Tanpa bergerak mencari kebenaran
Tanpa bergerak memperbaiki diri
.
Aku berada dalam keterlambatan
Dan begitu menyakitkan saat ku sadari
Bahwa semua terlewati begitu saja
Aku mengabaikan yang perlu
Dan memprioritaskan yang tak ku butuhkan
.
Memalukan,
Menjadi lelaki lemah yang kemudian ku jadikan sebagai alasan diriku terluka
Memalukan,
Menjadi lelaki yang hanya bisa merengek tanpa tahu-menahu caranya mencari solusi
Betapa memalukannya,
Menjadi lelaki yang hanya ingin dicintai tanpa mencari tau kebenaran pasti
.
Maka, maaf untuk hari ini
Meski tak ku ketahui kapan diriku akan kembali seperti sedia kala
Rentang waktu telah ku jelajahi
Berbagai ujian ku lalui
Terjatuh, bangkit, terjatuh, bangkit
Begitulah roda kehidupan ini berputar
.
Maafkan aku untuk hari ini
Detik berjalan ke depan,
angka silih berganti,
hari berlalu,
Aku hanya ingin hidup dengan harapan doa
Betapa lelahnya jiwa ini dalam mencoba
Betapa membatunya tubuh ini untuk bergerak
.
Semaksimal mungkin ku coba
Tolong, jangan berpaling dariku
Jangan abaikan aku seperti itu
Sebab hanya akan meninggalkan rasa sakit lainnya
Karna… aku hanya manusia. Lelaki yang sedang membentuk diri
Maafkan aku…
— Breaking Reza