Labuhan Hati
Berdebu, kisah yang telah berlalu. Melayang entah ke mana karna sudah dilupakan dalam keterpaksaan.
Mencoba kembali, di mana waktu yang berdetik menjadi saksi dua bibir tersenyum mesra, hanya karna ada obrolan yang tak penting.
Kesukaan yang tak pernah menjadi kenyataan, terpendam jauh di dalam hati hingga menyesakkan dada ketika berharap… berharap yang bukan miliknya.
Kini dan nanti, seakan napas memburu ingin mencari tau keberadaanya, apakah ia tetap berada di balik gerbang yang sama atau sudah pergi ke tempat lainnya.
Di saat hari-hari berganti, mendung dan cerah mewarnai langit, hati mencoba merasakan perasaan yang tak pernah sampai, apa si gadis itu juga memiliki cinta yang sama.
Namun jalur perjalanan sudah berada pada dua arah yang berbeda; lurus dan kelokan, telah menjauhkan kedua insan hingga memisahkan mereka berdua dari saling berharap, harapan yang terasa agak mustahil untuk bersatu.
Mimpi-mimpi yang dicoba terjemahkan, ketika melihat sang gadis tidak menatap matanya, hanya berjalan berlalu tanpa ada selimut yang menutupi tubuh si anggun, yang titik-titik itu terlihat nyata berwarna coklat tua.
Sisi belakang bergantian menimang langkah kaki, elok dinikmati dan teduh ketika dirasa.
Bergejolak hasrat itu memang, tapi seakan mimpi menerjemahkan bahwa cinta yang terpendam itu ada hanya sebagai pelampiasan belaka.
Entahlah, mencari jawaban adalah perkara sulit, ia memandang diri sebagai lelaki lemah yang ingin memiliki tapi terlalu meragu untuk menjemput si gadis di bawah hujan lebat untuk sekedar memberinya payung teduh.
Mungkin, jelmaan hawa terasa nyata ketika bingkai foto milik si gadis terlalu menghidupkan sorot matanya, jatuh cinta ketika hanya menatap serpihan cahaya, indah dan memang terlalu tari untuk dilihat wajah dengan senyuman yang sejuk itu.
Ketika waktu yang diharap tak kunjung tiba, apakah semestinya ia menanti wanita itu mengakhiri hubungannya…? Tapi, tanda-tandanya belum juga tampak.
Ketika desir angin memberi kabar bahwa ada wanita lain yang sedang menanti cinta. Apa sudah semestinya ia melangkah ke sana…? Sebab, ada rasa yang penasaran untuk berlabuh.
Akan tetapi, gejolak batin tak pernah ingin berbohong, kepada siapa ia menyatakan cinta, kepada siapa hatinya teduh, kepada wanita mana dirinya akan memilih untuk mengisi lubang kekosongan, yang telah lama memberi bekas luka kesendirian.
Maka, jangan terlalu berharap jika kau tak sanggup memikulnya. Setiap fase yang berlalu akan selalu ada alasan pasti mengapa kau harus menanggung beban cinta yang kau sendiri terlalu ragu untuk mengungkapkannya hingga saat ini…
Jangan khawatir, saat waktunya nanti telah tiba, akan ada seorang wanita yang akan mencintai lelaki itu. Karna dia memang mencintai si gadis tulus dari hati terdalam.
Nanti, ungkapkan saja walau jantung berdegup tak karuan. Dia memang pantas untuk dicintai karna dia juga mencintai tanpa ada keraguan apapun…