Kita Manusia
Manusia. Hal pertama yang ada dalam benak kita saat mendengar kata tersebut mungkin akan tergambarkan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal pikiran untuk mengatur segala yang ada di bumi. Hal lainnya yang mungkin akan ada di dalam benak kita yaitu makhluk yang memiliki sejuta rasa dalam dirinya. Begitulah kira-kira gambaran yang dapat kita gambarkan tentang manusia.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama khususnya umat Islam, Tuhan telah menciptakan manusia ini berbeda dari segala makhluk lainnya seperti binatang atau tumbuhan atau makhluk lainnya yang ada di bumi. Manusia tercipta berbeda dengan diberi akal dan pikiran sebagai bekal untuk menjalani hidup di muka bumi dengan sebenar-benarnya. Seperti yang telah tertera dalam kitab Suci Al-Qur’an, yaitu surat Al-Baqarah ayat ke-30, di mana Tuhan berdialog dengan para malaikat untuk menciptakan manusia. Tentu saja bukan tanpa sebab Tuhan ingin menciptakan manusia dan tinggal di bumi dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Sungguh, Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Seperti itulah gambarannya.
Maka, para malaikat pun memberikan pendapat mereka terkait rencana Tuhan tersebut. Malaikat saat itu berkata bahwa penciptaan manusia hanya akan membuat kerusakan saja. Tentu saja makhluk Tuhan yang mulia ini juga tidak sembarangan berasumsi. Sekarang lihat saja jika pendapat malaikat ketika berdialog dengan Tuhan pun kini terlihat jelas. Benar adanya dengan penciptaan manusia, itu hanya akan menimbulkan kerusakan saja. Kerusakan yang dimaksud di sini bukan hanya merusak segala benda yang ada di bumi, tapi juga kepada seluruh makhluk hidup lainnya. Kita tentu tidak jarang mendengar berita akan kebakaran hutan yang disebabkan oleh sekelompok manusia. Kita juga pernah melihat binatang yang disiksa bahkan tidak jarang pula kita melihat manusia merusak manusia lainnya. Ini tentu sudah sering kita dengar.
Berkaitan dengan manusia menghancurkan manusia mungkin akan tergambar dalam pikiran kita sebagai pembunuhan sesama, penyiksaan, bully-an, pemerkosaan dan kekerasan lainnya. Namun perlu kita ketahui bahwa sikap tidak peduli kepada sesama manusia, itu juga merupakan kerusakan. Rusaknya hubungan antar manusia hingga terjadinya konflik yang berkepanjangan, saling membenci, saling menghasut, saling memfitnah, itu semua bagian dari kerusakan. Dan lagi semua hal ini kebanyakan memang terjadi karena ulah manusia itu sendiri.
Saat ini, fenomena yang sedang terjadi adalah virus Corona yang kabarnya pertama kali muncul itu di negeri Cina khususnya di kota Wuhan. Dengan sekejap kemudian dunia terkejut. Pemerintah dari tiap-tiap negara memberikan intruksi kepada masyarakat untuk saling bekerja sama dengan menetap di rumah selama wabah ini berlangsung. Kemudian para tim medis dan dokter diwajibkan untuk mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membantu orang-orang yang telah terkena virus tersebut. Bahkan tidak jarang pula dari tim medis itu sendiri atau bahkan para dokter juga kemudian terinfeksi virus Corona ini. Beberapa ada yang dinyatakan sembuh dan siap untuk terjun ke dunia perang lagi. Namun tak sedikit pula yang gugur dalam medan pertempuran demi menyelamatkan pasien lain yang sudah lebih dulu terinfeksi.
Di Indonesia secara khususnya, dengan segala kesiapan pemerintahnya dalam menangani kasus ini, kita tahu bahwa tidak semua daerah rumah sakitnya memiliki peralatan lengkap. Bisa dikatakan yang rumah sakitnya memiliki peralatan lengkap itu adanya di Jakarta atau di kota-kota besar lainnya. Tapi itupun juga tidak semua rumah sakit memiliki peralatan lengkap. Lalu bagaimana dengan di daerah Timur sana? Di daerah Sumatera? Contoh yang paling dekat di Aceh. Bahkan kabarnya ada sebuah daerah di mana para medisnya hanya memakai jas hujan dan peralatan lainnya untuk melindungi dirinya saat menangani pasien Corona tersebut.
Yang ingin penulis sampaikan di sini bukan tentang peralatan medisnya atau kesiapan pemerintah dalam menangani wabah ini. Namun lihatlah bagaimana perjuangan para tim medis dan dokter di tengah virus yang berbahaya ini. Lihatlah dengan peralatan seadanya, mereka juga masih ingin untuk menolong pasien yang sudah terinfeksi (PDP) atau orang yang masih dalam pengawasan (ODP). Maka bukan sesuatu yang mengejutkan jika kemudian mereka dari tenaga kesehatan juga terinfeksi virus ini. Ketika sudah memakai peralatan lengkap saja terkadang juga bisa terinfeksi, apalagi jika peralatan seadanya. Begitu luar biasanya virus Corona ini.
Ketika para medis dan dokter telah berjuang semampu mereka, lalu mereka juga ikut terinfeksi dan meninggal, ada beberapa orang yang kemudian tega tidak menerima jasad mereka. Padahal, mereka berjuang dengan meninggalkan keluarga mereka di rumah walaupun nyawa mereka juga ikut terancam. Itu adalah resiko dan mereka bekerja sesuai dengan janji mereka kepada Tuhan. Lalu, ketika mereka berusaha menyelamatkan pasien hingga ajal menjemput mereka, sudah semestinya kita juga menerima jasad mereka. Ketahuilah, saat ini mungkin Tuhan sedang memperlihatkan kepada kita semua bahwa para medis dan dokter yang sedang berjuang itu adalah pahlawan yang sangat nyata. Keberanian dan dedikasi mereka melebihi tokoh-tokoh pahlawan yang ada di film-film seperti Marvel dan DC Comics.
Maka, perkataan malaikat terkait kehancuran yang ditimbulkan oleh manusia memang benar-benar terjadi. Kehancuran-kehancuran seperti ini sudah ada sejak zaman dahulu. Jika kita umat Islam, kita pasti tahu bagaimana perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah. Beliau dicaci, difitnah, diusir dan segala tindakan kekerasan lainnya pernah beliau alami bersama para sahabat. Ini juga merupakan bentuk kehancuran yang dibuat oleh manusia. Lalu terjadinya perang, penjajahan di negeri Palestina, pengusiran sebagian kelompok dari negeri mereka sendiri, dan bentuk penindasan lainnya, itu sudah cukup membuktikan bahwa manusia akan berbuat kehancuran di muka bumi.
Namun, Tuhan maha tahu. Sebagaimana penulis cantumkan sebelumnya, Tuhan menciptakan manusia bukan karena tanpa ada sebab, dan Ia melanjutkan firman-Nya di surat Al-Baqarah ayat ke-30 tadi bahwa, Tuhan lebih mengetahui daripada makhluk-Nya. Dan lagi, di ayat ke-38 dalam surat yang sama, Tuhan memerintahkan Adam dan Hawa untuk turun ke dunia. Di sini Tuhan menegaskan bahwa manusia hidup dengan petunjuk Tuhan-nya. Dalam surat Ali ‘Imran ayat ke-4, Tuhan telah dengan jelas mengatakan bahwa Ia juga menurunkan Al-Qur’an, kitab suci umat Islam sebagai petunjuk kehidupan manusia di bumi. Maka siapa saja yang tidak mengikuti petunjuk dari Tuhan-nya, mereka akan memperoleh azab. Dan mereka-mereka yang tidak peduli akan petunjuk-petunjuk Tuhan akan terus berbuat kerusakan walaupun mereka tahu bahwa apa-apa yang mereka lakukan itu akan menimbulkan kehancuran, konflik, peperangan, fitnah dan lainnya.
Sudah semestinya kita umat beragama, khususnya Islam, harus tahu bahwa hidup di dunia ini bukan hanya untuk menjalani kehidupan masing-masing. Lebih daripada itu, manusia juga harus saling peduli terhadap manusia lainnya. Karena pada hakekatnya, manusia tidak akan pernah bisa hidup sendirian. Sebagaimana kita ketahui bahwa seorang bayi pasti akan dibantu oleh kedua orang tuanya untuk tumbuh, dan akan terus bergantung pada orang lain di saat kita telah dewasa.
Maka, sudah sepantasnya kita mencoba melihat dari berbagai sisi. Para tim medis dan dokter, mau tidak mau, saat ini merekalah pejuang di garis terdepan. Tidak ada hal yang dapat kita bantah akan hal itu. Di tengah wabah yang sedang melanda dunia saat ini, kini adalah waktunya bagi kita untuk saling bekerja, saling peduli, memberi semangat kepada para pejuang, dan tentunya ketika mereka gugur, kita juga harus menerima mereka. Apapun agamanya, pada akhirnya kita semua adalah manusia. Islam juga mengajarkan kita untuk saling peduli antar sesama manusia. Itu karena kita semua makhluk ciptaan Tuhan.
Mari kita tanamkan sifat saling peduli. Karena ini sangat penting. Jadilah kita ini sebagai manusia yang senantiasa mengikuti petunjuk-petunjuk Tuhan. Kini saatnya kita bersatu, bekerja sama, saling membantu untuk kehidupan yang lebih baik. Setidaknya hubungan antar manusia tidak akan pernah terputus seiring bergantinya zaman dan seiring segala sesuatu melanda, seperti wabah virus Corona ini.
Memang, para medis dan dokter telah mengimbau untuk waspada. Namun bukan berarti kita lari dari sebuah kenyataan. Seiring berjalannya waktu, pasti situasi yang saat ini kita rasakan akan berakhir. Sebagaimana dalam kitab suci Al-Qur’an surat Al-Insyirah ayat ke 6 dan 7 bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Waktu akan terus berjalan dan Insya Allah, atas izin Yang Maha Kuasa, wabah ini akan berakhir.
Penulis turut berduka cita atas gugurnya para tim medis dan dokter yang pada saat itu sedang menjalankan tugas. Semoga tercatat sebagai amal kebaikan yang tiada batas. Dan untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi ujian ini. Serta bagi para dokter dan tim medis yang sedang berjuang, semoga diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menangani pasien yang terinfeksi. Tetap semangat dan semoga semua yang kalian lakukan menjadi kebaikan dan ladang pahala kelak.
Penulis: Reza Fahlevi
Aceh Besar, 13 April 2020.