Jendela

Reza Fahlevi
2 min readJan 13, 2021

--

Puisi oleh: Reza Fahlevi

Kenapa tak kau hentikan saja ketidakpastian? Sebagaimana itu yang terus merenggut kebebasan dalam berperasaan? Hanyut tenggelam apapun yang kau cita-citakan.

Bukankah dirimu yang telah berguru ke setiap penjuru? Melihat hal dari berbagai sisi, sebisa mungkin. Ketika ada satu yang menjadi pertanyaan, adalah engkau yang mencari keberadaan jawabannya… terus dalam kesabaran hati.

Dan jika suatu hari ada yang mengganjal tiba di sampingmu, biarkan saja ia berteduh untuk sementara waktu. Mungkin ada satu pelajaran yang dapat kau ambil sebagai bekal baru.

Dan bukalah jendela pikiranmu. Dari setiap pemikiran liar ataupun palsu. Dari semua persepsi yang berbau konspirasi. Juga pendapat dari mereka yang penuh logika bagimu. Biarkan masuk untuk kau cerna kebenarannya. Tentu bukan hal yang mudah, kan?

Bukalah jendela kalbumu. Yang mana ketika ada rasa cinta yang hendak menyapa, kau tak pernah ingin berbohong pada dirimu sendiri. Atau ketika ada satu kepedulian yang harus kau beri… kepada mereka yang sedang mencari tujuan hidup dengan penuh tanda tanya.

Bukalah jendela, agar kau lihat bagaimana dunia berkembang. Apa-apa yang telah tertinggal dan semua bentuk baru yang hadir, dapat memahamimu untuk memilih dan menentukan… mana yang terbaik dan mana yang harus kau abaikan.

Tapi, jangan pernah menganggap remeh. Jangan pernah berlalu tanpa ada makna di kehidupanmu. Terkadang perubahan itu berwujud nyata, agar kau tau bahwa sudah saatnya untuk menuju kepada arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Bukalah jendela, agar kau melihat bagaimana kebahagiaan dan kesedihan melanda setiap orang secara bergantian. Pahami lingkar kehidupan tanpa harus menyalahkan siapapun. Engkau yang bertanggung jawab atas dirimu sendiri.

Bukalah jendela, agar kau tau. Deritamu masih sebesar titik yang menempel di sebuah kertas putih kosong. Dan jika kau ingin membandingkannya, ketahuliah dulu bahwa penderitaan setiap insan berbeda-beda. Yakinkan bahwa itulah yang sedang dihadapi.

Jangan mengeluh, sebab hanya menyia-nyiakan waktu. Jangan bertanya jika tak ingin mencari jawabannya. Jangan bercita-cita jika tak siap menghadapi kegagalan. Dan janganlah menyalahkan jika kau tak ingin disalahkan.

Ceritamu dan mereka itu berbeda. Dan tak sepatutnya kau memaksakan sama. Juga tak etis rasanya kau membandingkan kisahmu dengan mereka. Sebagaimana setiap insan adalah karakter utama di kehidupan mereka, engkaulah pemeran utama dalam alur perjalanan hari-harimu. Maka bukalah jendelamu, agar kau mengerti.

Semua bermula, sebab akan ada akhir. Begitulah kau mengisi setiap bab di dalam novel perjalananmu. Hingga nanti tertulis di ujung lembar buku itu,

“Tamat”

— breaking reza

--

--

Reza Fahlevi
Reza Fahlevi

No responses yet