Ide
Puisi oleh Reza Fahlevi
Duduk ngopi
Duduk bersantai dengan sebatang rokok
Lalu datanglah dia
Membawa warna di dalam kepalaku
.
Bukan melamun
Hanya sedang mengistirahatkan jiwa
Diam terkadang dapat membawa ketenangan
Namun aku diam sementara kepala terus saja berbisik
Membisikkan tentang dia yang baru saja tiba
.
Terlalu sayang jika diabaikan
Namun tak mudah juga jika terus dipikirkan
Aku butuh seseorang untuk berdiskusi
Mendiskusikan tentang dia yang tiba-tiba saja singgah
.
Apakah mungkin diamku membuatnya datang?
Ataukah mungkin kopi yang kuteguk membuatnya tertarik datang?
Aku tidak melakukan apa-apa
Adapun dia terus saja mengoceh
Namun entah kenapa … aku malah suka ocehannya
.
Dan karna sudah tak tahan lagi
Terkadang kuambil secari kertas
Mulai merangkai kata
Menjadi sebait puisi
Seperti puisi ini
Yang kutulis tanpa kupinta
Karna … dia tiba-tiba saja datang
.
Atau
Barangkali karna suasana hati terlalu sunyi
Tak ada yang duduk bersama sambil bercengkrama
Untungnya dia datang
Membuat diriku berbicara dengan isi kepalaku sendiri
Dan … itu sudah membuat semuanya menjadi lebih mudah
.
Puisi ini
Bukan tentang perempuan
Bukan pula tentang lelaki galau
Aku hanya bertanya-tanya
Kenapa dia selalu datang di saat aku sedang duduk sembari menikmati secangkir kopi
.
Meski begitu
Kedatangannya tidak terlalu buruk
Paling tidak aku bisa berbicara
Walaupun hanya melalui bait-bait puisi
Yang isinya tentang rasa-rasa yang tak terungkap
.
Waktu petang adalah saat terbaik untuk berpuisi
Tapi
Aku punya satu impian terpendam
Aku ingin mataku yang berpuisi saat menatap keagungan Tuhan di setiap hamparan pemandangan bumi
Aku ingin hatiku yang berpuisi … berpuisi sambil menitipkan pesan doa kepada-Nya
Dan aku ingin mulutku yang berpuisi … mengucapkan kata-kata indah nan suci …
milik Tuhan Sang Pemilik Kata
.
Karna menulis tentang keindahan wanita tak ada satu pun yang peduli
Maka aku hanya ingin menulis keindahan lain
Di bawah langit yang berawan
Bersama secangkir kopi dan rokok
Dan bersama dia yang selalu menemani isi kepalaku