Dia di Dalam Bingkai Mataku

Reza Fahlevi
2 min readFeb 22, 2024

--

Photo by Kristaps Ungurs on Unsplash

Cerpen oleh Breaking Reza

— —

“Kamu betulan gak mau jatuh cinta lagi?” tanya Rani penasaran. Matanya terus menatap mataku dengan dalam, membuatku bingung harus menjawab apa.

Begitu lama kami saling menatap hingga Rani mengumbar senyuman. Aku yang memperhatikan lekukan bibirnya itu seketika tertegun; seperti ada yang ingin ku utarakan tapi aku sama sekali tak memiliki kata-katanya.

“Hmmm…?” gumam Rani seraya tersenyum.

“Aahhh… gini…” balasku sambil memperbaiki posisi duduk, “Rani, aku udah ngalamin banyak hal di masa lalu, dan ada satu kenangan yang sampe sekarang masih buat aku trauma. Aku trauma jatuh cinta.”

Dulu sekali, aku pernah jatuh cinta terhadap seorang perempuan. Saking besarnya bentuk cintaku, aku sampai berharap, namun dalam keadaan cemas. Ada satu hal yang membuatku cemas, dan yang jelas hal itu pula yang membuatku terus mengharapkannya di balik rasa takut.

“Banyak doa yang udah aku titipin ke Allah, tapi sekarang aku sadar kalau semua itu udah berlalu. Cewek itu memang bukan jadi takdir aku.” jelasku sambil mengaduk kopi yang sudah dingin menggunakan sendok.

“Jadi… kamu memyerah untuk berdoa lagi ke Allah?” tanya Rani.

“Bukan gitu… aku cuma ngerasa kalo jatuh cinta ke cewek, pasti ujungnya bakalan sama… aku gak pernah dapatin dia…”

“Gimana kalo rupanya kamu jatuh cinta lagi, trus cewek itu akhirnya betulan jadi milik kamu?”

“Aku gak pernah kepikiran gitu lagi sekarang. Mungkin karna ada trauma, jadi sekarang aku gak ngerasain apa-apa lagi. Aku udah jadi orang yang masa bodoh.”

“Masa bodoh…?” tanya Rani. Kali ini ia kembali mengumbar senyuman.

“Rani…”

“Kalo gak ngerasain apa-apa, trus kenapa mata kamu malah natap aku sedalam itu?” ujar Rani yang langsung memotong omonganku.

Aku tak bisa menjawab pertanyaan Rani. Tapi, yang jelas sejak awal batinku terus meronta-ronta, memintaku untuk mengungkapkan sesuatu. Namun, entah kenapa aku tak bisa menyampaikannya, bahwa aku menyukai Rani.

Seandainya aku punya satu ungkapan, akan ku utaralan pada Rani dengan cara sesederhana mungkin.

Ya… seharusnya aku bisa mengungkapkannya dan berkata jujur bahwa rasa traumaku sudah hilang sejak mengenal dirinya… dirinya yang bernama Rani itu.

--

--

Reza Fahlevi
Reza Fahlevi

No responses yet