Di Negeri Perantauan
Puisi oleh Reza Fahlevi
Dia si gadis
Datang merantau
Datang sembari mengangkat beban tas ransel di bahu
Mengenakan kacamata dengan rambut semampai berkilauan hitam
Wajahnya lugu manis dan penuh kekhawatiran
Ingin bertanya namun terlalu takut
.
Hidup di perantauan tidaklah mudah
Datang dengan maksud menuntut ilmu di perguruan tinggi
Membuatnya jauh dari mereka yang dicintai
Kemudian berjumpa dengan orang-orang baru; yang asing dan sama sekali acuh tak acuh
Keadaan kota memang hanya memikirkan diri sendiri saja
Meski tak sedikit juga yang suka mencampuri urusan milik orang lain
.
Menahan beratnya rindu
Lantas kerinduan itu perlahan-lahan memudar
Saat dia sudah mulai terbiasa hidup di tengah keramaian kota
Dari yang awalnya banyak diam menjadi sosok yang banyak berbicara
Dari yang awalnya penuh kekhawatiran menjadi sosok yang begitu ceria
Dan tak jarang dia tertawa ria bersama kerabat baru yang dulu pernah dianggap sebagai sosok-sosok terasing
.
Tahun berlalu
Hari berganti
Gadis yang dulunya lugu, kini seakan menjadi yang paling banyak tau
Dia mulai cukup nyaman
Dan sangat akrab dengan siapa pun
.
Di perantauan hidupnya
Tanpa sengaja dia bertemu seorang pria
Kemudian mereka saling jatuh cinta
Mengikat sebuah hubungan berlandaskan perasaan sayang
Keduanya selalu menghabiskan waktu duduk berdua
Kadangkala di setiap malam, mereka selalu berbicara melalui telepon genggam berbasis video
Hanya untuk mengucapkan selamat malam sebelum terlelap tidur
.
Rasa mereka kian terhubung
Semakin dekat
Semakin akrab saja
Dari yang dulunya saling enggan menggenggam tangan
Kini sudah terbiasa saling berpelukan
.
Ketika waktu terus berlalu
Muncullah sebuah hasrat
Sang pria yang terlalu menggebu-gebu ingin mencicipi hangatnya tubuh gadis itu
Dengan satu perjanjian cinta palsu
Mereka saling berbagi kelamin
“Karna bukti cinta sejati adalah saat kita sudah saling rela memberi, termasuk memberi kenikmatan di dalam selimut.”
Begitulah celoteh pria yang terlalu haus terhadap kelamin kekasihnya
.
Lantas
Dengan iming-iming cinta
Dia — si wanita — tanpa ragu memberi keperawanannya
Tak hanya sekali namun berkali-kali
Sampai si pria merasa bosan dan meninggalkannya tanpa alasan yang jelas
.
Dan terlukalah si wanita
Merasa hina karna keperawannya telah direnggut
Merasa dikhianati karna telah ditinggal pergi oleh kekasih yang dulu begitu ia cintai
Lantas
Menyesallah dia
Menangis … menjerit sejadi-jadinya
.
Rasa putus asa pun datang menyapa
Hidup yang dulunya terasa berwarna, kini seketika menjadi hitam nan pekat
Dia seolah-olah tak lagi punya cita-cita
Mengabaikan semua kewajiban termasuk menuntut ilmu
Yang ada di dalam pikirannya hanyalah tentang mengakhiri kehidupan
.
Menolak menyerah … sang wanita pun bangkit
Dia memaksa diri melupakan mantan kekasihnya meski hati tetap saja teringat — mengingat saat-saat keperawanannya pecah
.
Berubahlah jati dirinya
Menjelma menjadi sosok pembenci
Dia benci pada dirinya, sebagaimana dia membenci sang mantan kekasih
Dan dari perlakuan sang mantan kekasih
Dia mulai menyalahkan keadaan
.
Imgin melupakan semua kenangan di masa lalu nan suram
Namun dia gagal
Sang wanita pun mencari solusi dengan membenarkan amukan amarahnya di dasar batin
Dia beralih menjadi seorang gadis nakal
Karna menganggap keadaan memaksanya menjadi seperti itu
.
Mabuk-mabukan
Berjudi
Dan mulai berpesta pora
Semua dia lakukan dengan iming-iming melupakan masa lalu
Karna menurutnya dia sudah terluka cukup parah
Dan luka itu telah mengubah kepribadiannya
Dari yang dulunya lugu menjadi sangat liar
Semua hanya berbasis dari persepsinya sendiri
.
Kata-kata bajingan terus terlontar dari bibirnya
Si gadis terlalu asyik dengan dunia baru
Dia masa bodoh dengan keluarganya di kampung
Dan hanya ingin bersenang-senang di negeri perantauan
Untuk menebus segala penyesalan bersama mantan kekasih
Kewajiban pun sama sekali tidak terentuh lagi
.
Kemudian
Suatu hari petaka pun datang
Semua isi kantong lenyap
Sang gadis menjadi pecundang di tengah kota
Tak punya tempat tinggal
Tak juga punya satu rupiah pun untuk makan
Dia mulai terombang ambing
.
Caci maki tak terelakkan
Si gadis lagi-lagi menyalahkan keadaan
Bahkan sampai mengutuk Tuhan karna telah mempertemukan dirinya dengan pria bajingan yang tak lain adalah sang mantan kekasih
Dia murka dan menyalahkan Tuhan atas keperawanannya yang sudah lenyap
Dan menyalahkan Tuhan atas semua nasib yang sekarang ini ia hadapi
.
Kebencian lantas bermain peran
Matanya selalu menyalahkan siapa saja yang terlihat
Sampai hati sudah tak tahan lagi
Dia pun kembali bertemu dengan pria lain
Mengajaknya berbisnis dengan iming-iming uang yang cukup banyak
.
Sang gadis tergiur
Tanpa pikir panjang dia mengangguk setuju ajakan pria
Setelah kata sepakat terlontar
Maka diajaklah si gadis untuk berbisnis
Bisnis pelacur
.
“Tubuhmu adalah uang. Berikan kepada setiap laki-laki yang ingin menyewamu dan kau akan menjadi kaya. Tugasku adalah menjaga privasimu … kau aman bersamaku.”
Begitulah kata si lelaki belang
Meski awalnya ragu, namun sang gadis setuju karna dia pikir keperawanannya sudah tak ada lagi
Dan tak perlu dirisaukan
.
Jadilah si gadis wanita penghibur di atas ranjang
Dia meladeni setiap pria berhidung belang
Memberikan servis terbaik sampai mereka puas
Dan uang pun mengalir deras
Membuatnya kembali kaya
.
Jam malam adalah waktu bekerjanya
Sang gadis sudah terlalu lihai meladeni nafsu setiap laki-laki yang haus kelamin wanita
Dan dia pun berprasangka
Menjadi pelacur akan membuatnya menjadi wanita terkaya yang pernah ada
Si gadis sudah cukup menyukai pekerjaan gelapnya itu
.
Sampai suatu ketika
Terjadi penggerebekan di sebuah hotel
Si gadis yang sedang melayani pria hidung belang
Tertangkap basah dan berakhir di dalam penjara
Dia memohon agar dibebaskan
Namun tak ada yang mendengarnya
Sementara itu, pria yang mengajaknya menjadi seorang pelacur
Masih dapat hidup tenteram di negeri seberang, dengan bergelimang uang
Uang dari hasil melacur si wanita
.
Kembali dipresi
Sang gadis memaki-maki
Namun semua itu tidak mengubah apa pun
Dia berada di balik jeruri besi dengan segala tuduhan hina
Kini, semua kerabat sudah tau identitas sang gadis
.
Saat sang gadis bebas dari penjara
Sanksi sosial pun mulai berlaku
Teman-teman mengejeknya
Keluarga tak lagi mau menerimanya
Dan masyarakat juga mengolok-ngoloknya
.
Dia tertekan
Batin bergoncang
Kembali berandai seandainya pada saat itu dia menolak ajakan si pria untuk berbisnis pelacur
Maka hidupnya takkan berakhir seperti ini
Namun, semuanya sudah terjadi
Sudah terlanjur menjadi realita
.
Ke mana pun dia pergi
Semua orang akan melihatnya sinis
Bagi sebagian pria akan melecehkannya
Sang gadis terkena serangan mental
Dan kembali berpikir untuk mengakhiri hidupnya
.
Di malam sebelum ia menggantung dirinya
Sang gadis menulis sebuah pesan
Secarik kertas dipenuhi dengan kata-kata makian
Tapi di ujungnya dia menyempatkan diri meminta maaf
Kepada kerabat dan Tuhan
Dan setelahnya
Sang gadis bunuh diri dengan cara menggantung dirinya
.
Setelah bunuh diri
Nyatanya gadis itu tidak mati
Dia malah selamat dan terbaring di rumah sakit
Ketika dirinya pulih dan meninggalkan rumah sakit
Masyarakat pun mulai menertawainya
.
Tak tau harus membawa dirinya ke mana
Dia sudah cukup hina di mata semua orang
Gadis yang dulunya lugu, kini menjadi bahan cibiran
Dan tak henti-henti
Situasi buruk itu seakan menyiksanya dari dalam
.
Padahal
Niatnya pergi dari kampumg halaman menuju ke perantauan hanya untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi
Namun
Sebelum dia menyelesaikan tugasnya
Si wanita sudah lebih dulu kehilangan keperawanannya
Lalu menjadi wanita penghibur lelaki berhidung belang
Tertangkap basah di sebuah hotel
Dipenjara
Dicemooh oleh orang sekitar saat dirinya bebas
Memutuskan bunuh diri tapi malah tidak mati
Dan kemudian kembali diolok-olok
Sang gadis benar-benar berada dalam ujian yang berat
.
Tapi, begitulah kenyataannya
“Gadis itu memang sudah berlumuran dosa” kata seseorang yang juga pernah melakukan dosa
Namun …
Akhir dari kehidupan seorang manusia tak ada yang tau
Termasuk si gadis itu, yang kini sudah beralih menjadi guru mengaji di sebuah kampung terpencil
.
Biarkan masa lalu terkubur jauh di belakang sana. Tak ada yang perlu mengusiknya lagi. Semua pernah tenggelam — semua pernah berada di titik terendah.