Di Negeri Perantauan

Puisi oleh Reza Fahlevi

Reza Fahlevi
5 min readDec 10, 2024
Photo by Dan Freeman on Unsplash

Dia si gadis

Datang merantau

Datang sembari mengangkat beban tas ransel di bahu

Mengenakan kacamata dengan rambut semampai berkilauan hitam

Wajahnya lugu manis dan penuh kekhawatiran

Ingin bertanya namun terlalu takut

.

Hidup di perantauan tidaklah mudah

Datang dengan maksud menuntut ilmu di perguruan tinggi

Membuatnya jauh dari mereka yang dicintai

Kemudian berjumpa dengan orang-orang baru; yang asing dan sama sekali acuh tak acuh

Keadaan kota memang hanya memikirkan diri sendiri saja

Meski tak sedikit juga yang suka mencampuri urusan milik orang lain

.

Menahan beratnya rindu

Lantas kerinduan itu perlahan-lahan memudar

Saat dia sudah mulai terbiasa hidup di tengah keramaian kota

Dari yang awalnya banyak diam menjadi sosok yang banyak berbicara

Dari yang awalnya penuh kekhawatiran menjadi sosok yang begitu ceria

Dan tak jarang dia tertawa ria bersama kerabat baru yang dulu pernah dianggap sebagai sosok-sosok terasing

.

Tahun berlalu

Hari berganti

Gadis yang dulunya lugu, kini seakan menjadi yang paling banyak tau

Dia mulai cukup nyaman

Dan sangat akrab dengan siapa pun

.

Di perantauan hidupnya

Tanpa sengaja dia bertemu seorang pria

Kemudian mereka saling jatuh cinta

Mengikat sebuah hubungan berlandaskan perasaan sayang

Keduanya selalu menghabiskan waktu duduk berdua

Kadangkala di setiap malam, mereka selalu berbicara melalui telepon genggam berbasis video

Hanya untuk mengucapkan selamat malam sebelum terlelap tidur

.

Rasa mereka kian terhubung

Semakin dekat

Semakin akrab saja

Dari yang dulunya saling enggan menggenggam tangan

Kini sudah terbiasa saling berpelukan

.

Ketika waktu terus berlalu

Muncullah sebuah hasrat

Sang pria yang terlalu menggebu-gebu ingin mencicipi hangatnya tubuh gadis itu

Dengan satu perjanjian cinta palsu

Mereka saling berbagi kelamin

“Karna bukti cinta sejati adalah saat kita sudah saling rela memberi, termasuk memberi kenikmatan di dalam selimut.”

Begitulah celoteh pria yang terlalu haus terhadap kelamin kekasihnya

.

Lantas

Dengan iming-iming cinta

Dia — si wanita — tanpa ragu memberi keperawanannya

Tak hanya sekali namun berkali-kali

Sampai si pria merasa bosan dan meninggalkannya tanpa alasan yang jelas

.

Dan terlukalah si wanita

Merasa hina karna keperawannya telah direnggut

Merasa dikhianati karna telah ditinggal pergi oleh kekasih yang dulu begitu ia cintai

Lantas

Menyesallah dia

Menangis … menjerit sejadi-jadinya

.

Rasa putus asa pun datang menyapa

Hidup yang dulunya terasa berwarna, kini seketika menjadi hitam nan pekat

Dia seolah-olah tak lagi punya cita-cita

Mengabaikan semua kewajiban termasuk menuntut ilmu

Yang ada di dalam pikirannya hanyalah tentang mengakhiri kehidupan

.

Menolak menyerah … sang wanita pun bangkit

Dia memaksa diri melupakan mantan kekasihnya meski hati tetap saja teringat — mengingat saat-saat keperawanannya pecah

.

Berubahlah jati dirinya

Menjelma menjadi sosok pembenci

Dia benci pada dirinya, sebagaimana dia membenci sang mantan kekasih

Dan dari perlakuan sang mantan kekasih

Dia mulai menyalahkan keadaan

.

Imgin melupakan semua kenangan di masa lalu nan suram

Namun dia gagal

Sang wanita pun mencari solusi dengan membenarkan amukan amarahnya di dasar batin

Dia beralih menjadi seorang gadis nakal

Karna menganggap keadaan memaksanya menjadi seperti itu

.

Mabuk-mabukan

Berjudi

Dan mulai berpesta pora

Semua dia lakukan dengan iming-iming melupakan masa lalu

Karna menurutnya dia sudah terluka cukup parah

Dan luka itu telah mengubah kepribadiannya

Dari yang dulunya lugu menjadi sangat liar

Semua hanya berbasis dari persepsinya sendiri

.

Kata-kata bajingan terus terlontar dari bibirnya

Si gadis terlalu asyik dengan dunia baru

Dia masa bodoh dengan keluarganya di kampung

Dan hanya ingin bersenang-senang di negeri perantauan

Untuk menebus segala penyesalan bersama mantan kekasih

Kewajiban pun sama sekali tidak terentuh lagi

.

Kemudian

Suatu hari petaka pun datang

Semua isi kantong lenyap

Sang gadis menjadi pecundang di tengah kota

Tak punya tempat tinggal

Tak juga punya satu rupiah pun untuk makan

Dia mulai terombang ambing

.

Caci maki tak terelakkan

Si gadis lagi-lagi menyalahkan keadaan

Bahkan sampai mengutuk Tuhan karna telah mempertemukan dirinya dengan pria bajingan yang tak lain adalah sang mantan kekasih

Dia murka dan menyalahkan Tuhan atas keperawanannya yang sudah lenyap

Dan menyalahkan Tuhan atas semua nasib yang sekarang ini ia hadapi

.

Kebencian lantas bermain peran

Matanya selalu menyalahkan siapa saja yang terlihat

Sampai hati sudah tak tahan lagi

Dia pun kembali bertemu dengan pria lain

Mengajaknya berbisnis dengan iming-iming uang yang cukup banyak

.

Sang gadis tergiur

Tanpa pikir panjang dia mengangguk setuju ajakan pria

Setelah kata sepakat terlontar

Maka diajaklah si gadis untuk berbisnis

Bisnis pelacur

.

“Tubuhmu adalah uang. Berikan kepada setiap laki-laki yang ingin menyewamu dan kau akan menjadi kaya. Tugasku adalah menjaga privasimu … kau aman bersamaku.”

Begitulah kata si lelaki belang

Meski awalnya ragu, namun sang gadis setuju karna dia pikir keperawanannya sudah tak ada lagi

Dan tak perlu dirisaukan

.

Jadilah si gadis wanita penghibur di atas ranjang

Dia meladeni setiap pria berhidung belang

Memberikan servis terbaik sampai mereka puas

Dan uang pun mengalir deras

Membuatnya kembali kaya

.

Jam malam adalah waktu bekerjanya

Sang gadis sudah terlalu lihai meladeni nafsu setiap laki-laki yang haus kelamin wanita

Dan dia pun berprasangka

Menjadi pelacur akan membuatnya menjadi wanita terkaya yang pernah ada

Si gadis sudah cukup menyukai pekerjaan gelapnya itu

.

Sampai suatu ketika

Terjadi penggerebekan di sebuah hotel

Si gadis yang sedang melayani pria hidung belang

Tertangkap basah dan berakhir di dalam penjara

Dia memohon agar dibebaskan

Namun tak ada yang mendengarnya

Sementara itu, pria yang mengajaknya menjadi seorang pelacur

Masih dapat hidup tenteram di negeri seberang, dengan bergelimang uang

Uang dari hasil melacur si wanita

.

Kembali dipresi

Sang gadis memaki-maki

Namun semua itu tidak mengubah apa pun

Dia berada di balik jeruri besi dengan segala tuduhan hina

Kini, semua kerabat sudah tau identitas sang gadis

.

Saat sang gadis bebas dari penjara

Sanksi sosial pun mulai berlaku

Teman-teman mengejeknya

Keluarga tak lagi mau menerimanya

Dan masyarakat juga mengolok-ngoloknya

.

Dia tertekan

Batin bergoncang

Kembali berandai seandainya pada saat itu dia menolak ajakan si pria untuk berbisnis pelacur

Maka hidupnya takkan berakhir seperti ini

Namun, semuanya sudah terjadi

Sudah terlanjur menjadi realita

.

Ke mana pun dia pergi

Semua orang akan melihatnya sinis

Bagi sebagian pria akan melecehkannya

Sang gadis terkena serangan mental

Dan kembali berpikir untuk mengakhiri hidupnya

.

Di malam sebelum ia menggantung dirinya

Sang gadis menulis sebuah pesan

Secarik kertas dipenuhi dengan kata-kata makian

Tapi di ujungnya dia menyempatkan diri meminta maaf

Kepada kerabat dan Tuhan

Dan setelahnya

Sang gadis bunuh diri dengan cara menggantung dirinya

.

Setelah bunuh diri

Nyatanya gadis itu tidak mati

Dia malah selamat dan terbaring di rumah sakit

Ketika dirinya pulih dan meninggalkan rumah sakit

Masyarakat pun mulai menertawainya

.

Tak tau harus membawa dirinya ke mana

Dia sudah cukup hina di mata semua orang

Gadis yang dulunya lugu, kini menjadi bahan cibiran

Dan tak henti-henti

Situasi buruk itu seakan menyiksanya dari dalam

.

Padahal

Niatnya pergi dari kampumg halaman menuju ke perantauan hanya untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi

Namun

Sebelum dia menyelesaikan tugasnya

Si wanita sudah lebih dulu kehilangan keperawanannya

Lalu menjadi wanita penghibur lelaki berhidung belang

Tertangkap basah di sebuah hotel

Dipenjara

Dicemooh oleh orang sekitar saat dirinya bebas

Memutuskan bunuh diri tapi malah tidak mati

Dan kemudian kembali diolok-olok

Sang gadis benar-benar berada dalam ujian yang berat

.

Tapi, begitulah kenyataannya

“Gadis itu memang sudah berlumuran dosa” kata seseorang yang juga pernah melakukan dosa

Namun …

Akhir dari kehidupan seorang manusia tak ada yang tau

Termasuk si gadis itu, yang kini sudah beralih menjadi guru mengaji di sebuah kampung terpencil

.

Biarkan masa lalu terkubur jauh di belakang sana. Tak ada yang perlu mengusiknya lagi. Semua pernah tenggelam — semua pernah berada di titik terendah.

--

--

Reza Fahlevi
Reza Fahlevi

No responses yet