Di Balik Senja-mu Yang Palsu
“Berceritalah dengan penuh kekaguman, seakan-akan kau mencandui dirinya. Berkatalah bahwa dia milikmu, seolah-olah kau takut kehilangannya.”
Di balik kebohongan yang terucap, tertinggal sebuah kejujuran yang tersembunyi. Decak kagum yang palsu memang hanya bertahan sementara.
Sebagaimana senja; dia hadir memberi warna di langit petang — warna keindahan yang sulit untuk dijelaskan. Namun, kehadirannya hanya sesaat… seakan-akan ia datang untuk mengucapkan salam kepada malam yang gelap gulita.
Tapi senja mungkin tidak memberikan warna yang palsu karna dia memang suka melukis keindahan. Barangkali dia tahu ada jiwa yang sedang bersedih, butuh hiburan untuk tersenyum walau hanya sebentar.
Dan senyuman yang kau ukir di hadapannya masih terasa canggung. Kau enggan menunjukkan raut wajah aslimu dan memilih untuk terus berbohong menutupi bekas luka hati — bekas luka yang pernah mencabik-cabik batinmu.
Cobalah memandang langit yang terkadang dikelilingi oleh awan tebal di atas sana. Katakanlah bahwa kau memang luluh dan pasrah — hidup sendirian tanpa adanya dia yang menemani perjalanan hidupmu.
Kau mencoba menaklukkan hati wanita yang kau cintai. Kau mencoba menanti kesempatan untuk mengungkapkan. Kau terus berdoa agar Tuhan mengabulkan harapanmu… sampai pada akhirnya semua itu tak pernah terjadi.
Kemudian ada hati yang patah — hatimu. Kau mencoba mengobatinya dengan mendaki gunung dan bukit. Kau beranjak berjalan mengelilingi alam semampunya. Meski begitu, hati yang sudah terlanjur remuk itu seakan tak pernah bisa tertata rapi lagi seperti semula.
Kau yang menganggap diri begitu mencintainya; kau yang rerlalu menaruh harapan besar padanya; tapi kenyataannya dia tak pernah bersanding denganmu… hatinya tak pernah berdetak merasakan perasaanmu… dirinya tak pernah tahu bahwa kau memendam cinta.
Karena kenyataannya, dia telah menikah dengan lelaki lain… di situlah ia menemukan kebahagiaan sejati.
Dan untuk apa terus berlarut dalam kenangan masa lalu? Untuk apa menyesali waktu yang telah berlalu? Untuk apa menangisi lagi hal-hal yang sudah terjadi? Bukankah kau sudah berjanji…?
Memang semua sudah terlanjur terjadi, tapi kau tak boleh berada dalam situasi pilu itu terlalu lama. Karna… barangkali ada wanita lain yang setia menanti kedatanganmu.
Berdamailah dengan dirimu sendiri sembari mengakui bahwa kau itu memang sedang terluka parah.
Berdamailah dengan dirimu sendiri sambil berterus terang bahwa kau menyesal tak pernah mengungkapkan perasaanmu.
Berdamailah… agar engkau dapat kembali bersua dengan ketenangan — ketenangan di dasar hati.
Kesalahan-mu telah menghukummu dengan sangat kejam dan kau harus menerima itu. Tapi kesalahan-mu masih tetap menganggapmu sebagai sosok lelaki hebat, maka jangan berputus asa untuk kembali jatuh cinta.
Luka yang teriris karna cinta rasanya memang sangat perih. Tapi, memilih menyerah untuk mencari cinta sejati bukanlah pilihan yang tepat untuk menghilangkan kesepian di hatimu. Kau butuh wanita karna hatimu mudah luluh, dan wanita yang layak adalah dia yang juga memiliki rasa yang sama seperti dirimu.
“Nanti, dia pasti akan berada di sisimu di saat kau memilihnya…”
Kenanglah masa lalu agar kau menjelma hebat. Belajarlah dari masa lalu agar kau menjadi lebih bijak. Dan biarkanlah masa lalu tertinggal jauh di belakang sana agar kau bisa menerima kenyataan hidup.
Teka-teki kehidupan selalu menjadi milik setiap insan. Rasa penasaran terhadap masa depan adalah hal yang wajar, tapi rasa penyesalan terhadap masa lalu menandakan kau terlalu takut untuk hidup di dunia yang penuh tantangan ini.
Apa kau pikir Tuhan memberimu kehidupan hanya untuk menjadi seorang yang gagal?
— Breaking Reza —