Di Balik Cahaya Kegelapan
Tragedi Berdarah
Bagian 16
Detektif Fahri sudah mendapatkan beberapa bukti yang cukup akurat setelah dirinya memata-matai pertemuan Munir dan Viktor, alias Abdul. Penemuan ponsel Alissa telah membuka sedikit kasus kematiannya. Pesan-pesan singkat yang ia kirim kepada Fathur beberapa hari sebelum kematiannya adalah bukti bagaimana sang wanita meminta pertolongan dari Fathur.
Fahri telah mengidentifikasi ponsel milik Alissa bersama Inayati. Ada beberapa percakapan antara wanita itu dengan Fathur melalui pesan singkat:
- “Fathur… tolong aku. Aku difitnah.”
- “Aku tak pernah berniat merebut laki-laki orang. Dia datang padaku dan mengeluarkan semua kekesalannya, serta meminta saran karena pertikaian dengan pacarnya.”
- “Fathur, ada orang asing yang datang ke rumahku.”
- “Beberapa hari ini, banyak pesan ancaman yang masuk. Fathur, aku takut.”
- “Fathur, tolong.”
Itu adalah beberapa pesan yang sempat dikirimkan oleh Alissa kepada tetangganya, Fathur. Pesan-pesan itu tercatat mulai dikirim oleh Alissa sejak tanggal 6 Juli hingga 5 Agustus. Sedangkan wanita tersebut ditemukan tewas tergantung di tiang lampu jalanan pada tanggal 6 Agustus, menjelang waktu subuh.
Fahri benar-benar mempelajari isi pesan singkat Alissa itu dengan cukup teliti. Pertama, dia menganggap bahwa kedekatan Alissa dan Fathur barangkali lebih dari sekedar tetangga. Banyak isi pesan sang wanita yang meminta pertolongan kepada Fathur. Dari situ, detektif mencoba berasumsi bahwa sebenarnya mereka berdua punya hubungan layaknya sahabat… atau barangkali bisa saja lebih daripada itu. Fahri berpendapat demikian karena pernah melihat isi pesan Alissa yang cukup panjang; wanita tersebut seakan-akan sedang curhat… mencurahkan semua kegelisahannya pada Fathur.
Kedua, Fahri menganalisis penyebab kematian Alissa melalui kata per kata yang ia tulis dalam pesan singkat tersebut. Detektif menggaris bawahi kata-kata “difitnah” dan “merebut laki-laki orang”. Kemungkinan, penyebab terbunuhnya sang wanita yang bekerja di Kafe Cedah itu karena dia dituduh telah merebut pacar orang. Hal itu lantas menyebabkan pertikaian antara dirinya dengan perempuan lain.
Ketiga, buntut dari tuduhan merebut pacar orang, Alissa lantas mulai merasa dibuntuti oleh sesosok asing. Dalam hal ini, Fahri berasumsi bahwa barangkali sosok asing itu datang hanya untuk sekedar memberi rasa takut pada Alissa agar dia tidak lagi mengganggu pacar orang lain. Namun, mungkin permasalahan itu tak kunjung usai hingga kemudian petaka buruk menghampiri Alissa.
Keempat, Fahri benar-benar menyorot kata-kata Alissa dalam pesan singkat, yang mana wanita itu mengaku bahwa dia mulai ketakutan selama beberapa hari. Detektif merasa bahwa kehadiran sosok asing yang mengintai Alissa telah membuatnya cemas. Lebih lanjutnya, Fahri telah menganalisis ungkapan tersebut bersama Inayati, juga berdiskusi panjang dengan Komandan El, hingga kemudian ia menarik kesimpulan; dalam beberapa hari Alissa diintai oleh orang asing, wanita itu menjadi semakin ketakutan dan memilih untuk pergi sejauh-jauhnya dari rumah. Asumsi detektif ini didasari dengan kehadiran orang asing tersebut di pekarangan rumah Alissa, dan hal itulah yang membuatnya yakin bahwa sebenarnya sang wanita memilih kabur dengan tetap terus berkomunikasi bersama Fathur.
Hasil dari menganalisis isi percakapan Alissa dan Fathur melalui pesan singkat memang telah membuka sedikit arah kasus kematian wanita itu. Paling tidak, Fahri dapat menarik kesimpulan sementara terhadap jejak-jejak sebelum wanita itu terbunuh. Namun demikian, ada satu hal yang juga tak ingin dikesampingkan olehnya.
Berulang kali, sebenarnya Fahri sudah mencoba menjawab segala pertanyaan dalam dirinya mengenai Fathur. Sejak awal lelaki itu ditangkap oleh Komandan El serta bawahannya, Fahri merasa bahwa semua itu seperti sudah direncakan. Mereka yang terlibat dalam pembunuhan Alissa, barangkali menyadari bahwa wanita tersebut saling mengirim pesan singkat bersama Fathur. Lalu, ketika Alissa benar-benar terbunuh, maka tinggallah Fathur seorang diri dengan berbagai macam bukti yang ia miliki.
Fahri percaya bahwa tertangkapnya Fathur dengan status tersangka bersama beragam bukti yang menjeratnya, awalnya detektif mengira itu semua hanya akal-akalan para pelaku untuk menghilangkan jejak. Tapi, setelah menelusuri berbagai macam tempat dan mencari kebenaran di balik kasus Alissa, Fahri kini punya anggapan lain. Dia merasa yakin bahwa mereka yang terlibat dalam kematian Alissa, sejak awal memang berhasrat ingin membunuh Fathur.
Bukan tanpa alasan, tapi bukti kuat yang dimiliki oleh Fathur bisa berdampak besar bagi orang-orang yang membunuh Alissa. Oleh karena itu Fahri beranggapan bahwa tujuan mereka menjebak Fathur agar seolah-olah menjadi tersangka pembunuhan Alissa, sebenarnya itu adalah rencana terselubung untuk membunuh lelaki tersebut tanpa harus menggunakan tangan mereka. Jadi, ia menyimpulkan; tertangkapnya Fathur bukan hanya sekedar agar lelaki itu dipenjara atas tuduhan sebagai pelaku pembunuhan Alissa.
Meski begitu, Fahri masih belum tahu dari sisi mana para pelaku menjebak Fathur hingga kemudian membuat polisi, bahkan Komandan El sendiri yakin bahwa dirinyalah sang pembunuh Alissa. Jika ditelusuri jauh ke belakang, di mana psikis Fathur tertekan sampai mengalami dipresi berat, kemungkinan para pelaku itu punya sebuah kartu khusus yang membuat Fathur tak bisa mengelak sedikitpun, kecuali harus masuk ke dalam permainan mereja dengan sukarela.
Hingga kini, ketakutan Fathur masih menjadi tanda tanya tersendiri bagi Fahri. Rasanya, agak mustahil lelaki itu tiba-tiba berada dalam tekanan batin yang cukup berat hingga membuatnya gila, dan pada akhirnya memilih bunuh diri. Tapi, pasti ada ancaman yang Fathur terima, yang mana mungkin punya kaitan erat terhadap kerabat-kerabat dekatnya.
Fahri nyaris tak bisa menelusuri lebih jauh untuk mengungkapkan permasalahan Fathur; sebelum kematian Alissa dan juga setelah kematiannya. Hal itu dikarenakan tak ada satupun bukti yang ia temukan terkait lelaki itu. Akan tetapi, ada satu hal yang diyakini oleh sang detektif; Fathur sebenarnya berada di sekitaran TKP sesaat ketika para polisi menurunkan jasad Alissa dari tiang lampu.
Saat itu, Fahri secara tak sengaja menatap gedung tua, tempat dirinya menemukan bercak darah, yang diyakini merupakan lokasi terbunuhnya Alissa. Di dekat bangunan itu, dalam gelap gulitanya suasana di sana, detektif dapat melihat ada sesosok bayangan hitam yang berdiri menghadap ke arah TKP. Setelah hari demi hari berlalu, juga berbagai temuan yang didapatkan, Fahri percaya bahwa sosok yang berada di dekat bangunan tua itu adalah Fathur.
Memang dugaan itu hanya bersifat sementara, apalagi Fahri masih belum punya bukti kuat untuk membuktikan bahwasanya Fathurlah yang berada di dekat bangunan tua tersebut. Meski begitu, detektif telah menyatakan pada dirinya bahwa kematian Fathur itu patut untuk dicari tahu juga demi memperjelas semua perkara yang ada dalam kasus pembunuhan Alissa karena, keduanya merupakan korban dari kebengisan orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Seandainya Fahri berhasil mendapatkan satu jawaban saja dari kebenaran Fathur, barangkali dia bisa membuat kesimpulan tersendiri mengenai alasan lelaki itu berada di sekitaran TKP saat Alissa tergantung tak bernyawa. Dan seandainya memang benar bahwa Fathurlah yang berada di pekarangan gedung tua, maka pasti aksinya itu merupakan kode tersirat yang ingin disampaikan oleh Fathur.
Ya… Fathur yang berdiam diri di balik cahaya kegelapan, seolah-olah sedang memberi pesan tersirat kepada para polisi bahwasanya dia punya segala bukti untuk menyeret para pelaku ke dalam penjara. Namun, mungkin karena ada satu atau dua hal, dia tak bisa melakukan apa-apa kecuali hanya diam saja sambil melihat jasad Alissa tergantung di tiang lampu jalanan.
Ancamaan demi ancaman telah berhasil membungkam dua orang dalam diri Alissa serta Fathur. Yang jelas, kematian mereka berdua saling berkaitan dan telah dirancang sedemikian rupa oleh para pelaku. Semua dilakukan atas kepentingan masing-masing; adapun Fahri menganggapnya sebagai membalas kekesalan dan menghilangkan jejak.
Kematian Alissa adalah untuk membalas kekesalan karena dia dituduh telah merebut pasangan orang lain. Sedangkan Fathur dibunuh untuk menghilangkan segala jejak yang ada.
Begitulah anggapan sementara Detektif Fahri sejauh ini.
Dengan jarak waktu kematian mereka berdua yang tidak berjauhan, Fahri benar-benar yakin bahwa semua tragedi tidak terjadi secara kebetulan melainkan karena sudah direncakanan. Semua itu telah dijadikan kesimpulan oleh sang detektif meskipun masih bersifat sementara. Segala kemungkinan ataupun kebenaran lainnya barangkali akan segera terungkap, dan bukan tak mungkin jika ada sosok lain yang juga memiliki keterlibatan dalam aksi pembunuhan Alissa.
Sejauh ini, baru Narkan dan Viktor yang dianggap punya peran penting dalam kasus ini. Meski begitu, keduanya punya kepentingan lain sejak terbunuhnya Alissa. Jika dibaca dari situasinya, Fahri yakin bahwa dua nama itu sedang mencoba membersihkan nama mereka dari noda darah. Dan di tengah rencana mereka, ada hal yang terjadi di luar dugaan yaitu tertangkapnya seorang anggota Gengster Angkara. Hal ini kemudian disimpulkan oleh detektif bahwa mereka yang terlibat mulai cemas dan mencoba mengubah alur kasusnya.
Segalanya dilakukan untuk membersihkan tangan-tangan mereka dari bercak darah; salah satunya adalah menjebak Komandan El dengan cara memanipulasi rekaman suara menjadi suara sang Kapolsek. Baik Narkan, Viktor dan Gengster Angkara; mereka harus cepat-cepat bertindak jika tak ingin kehadiran mereka lenyap dari Kota Juang.
Selain itu, kebenaran tentang Munir yang dihasut oleh Viktor telah menyebabkan permasalah baru muncul. Fahri menganggap keikutsertaannya lumayan berbahaya, apalagi Viktor mendorong polisi itu untuk membunuh Komandan El. Jika tidak bergerak cepat, bisa saja petaka buruk menimpa El, Fahri, bahkan sampai kepada Inayati sendiri.
Saat ini, Fahri masih bisa bersikap tenang di balik banyaknya isu pembunuhan yang ia dengar; baik kepada El maupun kepada dirinya sendiri. Inayati telah menjadi kunci yang cukup penting sejauh ini, tapi bukan berarti semua keadaannya akan terus dalam situasi aman.
Inayati telah sepakat untuk memantau seorang wanita yang berfoto bersama Viktor. Lantas, aksinya itu bisa menjadi tolok ukur terhadap kasus Alissa beserta semua pelaku yang terlibat. Berhasil atau tidaknya Fahri mengusut tuntas kasus ini, semua tergantung pada pekerjaan Inayati. Wanita itu bagaikan sebuah kunci untuk membuka pintu; perannya dapat mempengaruhi keselamatan El serta Fahri.
Namun demikian, Detektif Fahri pun tahu apa yang harus ia lakukan. Dia tetap tak ingin membebani asistennya itu dengan alasan apapun. Oleh karenanya, meski Inayati punya peran penting dan dapat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya sang detektif mengusut kasus Alissa, pada akhirnya semua tanggung jawab itu tetap akan dipikul sendiri oleh Fahri sampai tuntas.
Bersambung…