Di Atas Pijakan Sunyi

Reza Fahlevi
3 min readDec 15, 2024

--

Photo by Jas Min on Unsplash

Angin berembus mesra

Membawa serta kenangan masa lalu

Tepat di saat aku berada di bawah langit petang

Mendengar lantunan ombak yang silih berganti seakan-akan ingin meraih daratan

.

Di saat kicauan burung adalah momen penutup sore

Mereka terbang menghiasi cahaya senja

Mata yang memandang pun hanya mampu tertegun

Tertegun dan menikmati ketengangan

yang hadir begitu saja di dalam hati

.

Entah berapa juta detik yang telah lewat

Yang kulihat di masa lalu

Takkan mungkin kembali lagi

Sekali pun rasanya cukup menyenangkan

Sekali pun rasanya sangat berkesan

Namun semua itu hanya menjadi tulisan kenangan

Di dalam buku harianku

.

Karna dulu

Aku tidak mengenal yang namanya rasa sakit

Aku hanya melamun sambil bercita-cita

Bermimpi bahwa hidup ini akan menjadi cerita yang mudah

Meski pada akhirnya

Ada begitu banyak hambatan yang harus kulalui

.

Karna dulu

Aku hanya melihat orang-orang menangis

Bertanya-tanya kenapa mereka begitu cengeng

Namun sekarang kupahami

Tentang apa yang mereka rasakan

Sebab, aku pun juga sudah punya masa lalu yang takkan bisa kubalikkan lagi

.

Embusan desir angin mesra sudah sangat jarang kurasakan

Kini diriku terlalu banyak berjibaku dengan kewajiban

Memulai hari untuk bertarung dan tetap hidup

Dan kemudian mengakhiri hari dengan berdamai … berdamai dengan diriku sendiri

.

Ketenangan bukannya tak ada di dalam batinku

Hanya saja …

Kini kusadari bahwa ketenangan itu tak cukup jika hanya sekedar berharap

Aku harus mencari dan menjemputnya

Walaupun keadaan batin kacau balau terhadap lika-liku dunia ini

.

Yang terkadang membatu

Bisu

Diam sambil menyembunyikan air mata

Mereka bilang lelaki tidak menangis

Mereka pun bilang lelaki tidak bercerita

Aku setuju

Sebab, aku melampiaskannya melalui puisi sunyi

Hanya aku dan Tuhan saja yang mengetahui isinya

.

Namun

Setiap orang butuh kekuatan untuk mengarungi dunia

Tanpa terkecuali diriku

Dan sudah semestinya aku terjatuh sampai berdarah-darah

Menimbulkan bekas luka yang takkan pernah hilang

Terkadang ingin menitikkan air mata

Tapi sudah lebih dulu aku meyekanya

Karna … menangis tidak menyelesaikan masalah

Hanya membuat batin tenang untuk sementara waktu

.

Dan namun begitu

Ke mana pun aku pergi

Masalah itu selalu saja hadir

Bertanya-tanya kenapa …

Akan tetapi Tuhan sudah dari dulu mengatakannya

Bahwa hidup ini semuanya hanya tentang uji coba

.

Ingin ku berlalu menuju masa lalu

Semua sudah tak mungkin kujangkau

Ingin ku berlari lebih cepat ke masa depan

Namun semua itu mustahil dilakukan

Sebab, kehidupan di masa sekarang belumlah tuntas

.

Maka

Untuk menghibur diri yang sunyi ini

Aku hanya bisa merasakan kenangan yang tlah berlalu

Melalui desir angin nan teduh

Bersama rintikan gerimis syahdu

Juga di tengah lantunan ombak yang memercikkan irama mesra

Sungguh …

Luka yang sudah terbuka ini mustahil untuk kembali tertutup

Lantas, yang bisa kulakukan hanyalah menghiburnya … menghibur diriku sendiri

Agar semua terasa baik-baik saja di tengah tandusnya pijakan kaki hati

.

Semua ada masanya

Semua ada usainya

Aku hanya meyakini

Di suatu hari nanti

Akan tiba saat-saat penantian yang telah lama kuimpikan

Namun

Entah diriku bisa sampai ke sana …

Atau …

Aku malah lebih dulu terhenti di tengah perjalanan

Meninggalkan sisi dunia ini menuju ruang dan waktu yang berbeda

--

--

Reza Fahlevi
Reza Fahlevi

No responses yet