Di Antara Puisi dan Novel

Puisi oleh Reza Fahlevi

Reza Fahlevi
3 min readOct 4, 2024
Photo by Circling Sea on Unsplash

Kau terlanjur masuk

Menerobos ke dalam pandanganku

Dan terus jauh masuk ke dalam hatiku

Kau… bersemayam di situ

.

Membuatku terus berpikir

Memikirkanmu

Membuatku terus merasakan

Merasakan dirimu

Membuatku terus terbayang

Membayangimu

.

Entah dirimu…

Atau diriku…

Di antara kita ada yang terjebak

Mungkin saja kau yang terjebak di dasar kalbuku

Atau aku yang terjebak di dalam bayang-bayang halusinasimu

.

Semua itu membuatku candu

Tak ingin berhenti melirikmu

Meski hanya dari dunia imajinasi

Akan ku buat kata-kata sebagai gambaran

Menggambarkan dirimu yang unik

.

Saat kau tersenyum

Tak sengaja aku menatapnya

Hingga terus membekas lekukan bibirmu

Hingga membuatku ingin menulis puisi

Di tengah hati yang riang ini

.

Kau seolah membuat takjub matahari teduh

Dia memang bersinar terang dan terik

Tapi hawanya terasa sejuk di batin yang berharap

.

Kau seolah membuat hujan bernyanyi syahdu

Dia memang terus merintik deras

Tapi alunan rintikannya terdengar cukup merdu

.

Hai Rani,

Bolehkah sekali lagi ku katakan…?

Aku ini berdiri seorang diri

Sambil merenung dan membatin

“kau masih hidup di dalam jiwaku”.

.

Hai Rani,

Bolehkah aku bergumam…?

Aku duduk sambil bercerita kepada hati

“pancaran mata dan alunan senyumanmu semakin membuatku terpana”.

.

Duhai Khairani,

Bolehkah aku jujur…?

Aku meneguk kopi sembari menulis puisi

“Rani, masihkah ada tempat di hatimu untukku berlabuh?”

.

Walau pun ada realita pahit yang pernah mendengungkan kenyataan

Pada akhirnya…

Aku masih berdetak untukmu…

Semakin ku relakan

Semakin ku coba lepaskan

Semakin ku paksa abaiakan

Kau malah tetap hidup… kau malah semakin terasa nyata dalam ruang lingkup imajinasiku

.

Seandainya kisah-kisah di dalam novel dapat menjadi kenyataan

Maka,

Akan ku susun setiap babnya

Juga ku rangkai ujung ceritanya menjadi bahagia

Di antara kau dan aku… bersatu di bawah payung teduh yang sama

.

Seandainya cerita novel itu dapat menjadi sebuah realita

Akan ku buat kau jatuh cinta kepadaku

Seperti nadiku berdenyut seraya menyebut namamu

Tanpa henti di setiap detiknya

.

Karna…

Karna aku ingin merasakan hidup bersamamu

Mengukir kisah yang bukan hanya milikku seorang

Kau ada dan hidup di setiap titik koma yang ku tulis

Kau eksis di setiap kaimat yang ku rangkai

Ada senyumanmu di setiap alur yang ku tuangkan

.

Rasa bahagiaku… telah banyak ku rasakan

Tapi, bahagia bersamamu dengan perasaan yang sama sepertiku adalah impian terpendam

Aku ingin, tapi tak boleh memaksa

Memaksamu mencintaiku

Meski aku merasa benar-benar tulus mencintaimu

.

Rasa banggaku… telah ku rasakan banyak

Tapi, aku bisa menjadi sangat bangga

Karna dapat mengganding tanganmu dalam genggamanku

Kita berjalan

Melihat dunia

Menikmati lukisan langit biru

Menikmati setiap rintikan gerimis di bawah atap awan kelabu

Sungguh… bersamamu akan terasa lebih bahagia

.

Entah kapan

Entah sampai kapan

Aku harus mengagumimu dalam keadaan seorang diri seperti ini…

Aku ingin kau tau bagaimana diriku mengagumimu dengan cara yang cukup sederhana

Hanya dengan cara melirik dirimu

.

Lalu, jika sekali lagi

Sekali lagi saja…

aku mengungkapkan perasaan ini kepadamu

Apakah jawaban yang kau beri masih tetap sama?

Atau… kau mulai menerima keberadaanku di dalam satu tempat spesial di dasar hatimu?

--

--

Reza Fahlevi
Reza Fahlevi

No responses yet