Cangkir Inspirasi
— —
Dalam secangkir inspirasi
Berisi luapan emosi
Yang terkontrol maupun tidak
Semua terserah padaku
Ingin melampiaskannya ke dalam bentuk apa
Dalam secangkir inspirasi
Aku tertawa
Menemukan cahaya di balik kegelapan
Terasa seperti terlahir kembali
Bersama aura mentari pagi
Dalam secangkir inspirasi
Aku butuh waktu
Untuk memahami dikau yang selalu mengabaikan ketulusan
Aku harus berperang dengan diriku sendiri
Di dalam secangkir inspirasi
Ku dapati lamunan yang tiada henti
Mencari keberadaan dari sebuah kebenaran
Dalam diam tak bersuara
Ini secangkir inspirasi
Langit senja memberikan sebuah ilustrasi
Tentang keindahannya yang hanya sesaat
Mengelabui mata yang memandang
Anggun hingga kecanduan
Candu akan pancaran merah muda yang diberikan
Secangkir inspirasiku
Ada kenangan yang terlintas
Ingin ku simpan
Tapi juga ada yang ingin ku buang jauh
Sebab terlalu banyak memberiku luka dari masa lalu
Secangkir inspirasi
Membawaku untuk berpuisi
Membuatku menitikkan air mata
Semua karna ada hati yang pernah tersakiti
Oleh obsesi cinta milikku
Yang ingin memiliki
Yang terlalu berhasrat ingin dicintai
Menurut dirinya aku tak pernah bisa memahami perasaan
Menurut dirinya aku hanya berisi omongan palsu
Aku dan inspirasi
Terlahir ribuan sajak untuk mencoba memaklumi
Menerima abaian terhadap kepedulian
Dia menjadi pembenci — teruntuk diriku saja
Aku dan inspirasi
Mencoba berlari dan mencari naungan
Untuk menangis sejadi-jadinya
Untuk meneteskan desahan hati yang terasa dikhianati
Kini dan nanti
Masih berjibaku dalam seutas kepiluan
Meskipun telah ku lalui jembatan kesendirian
Dan melewati jalur persimpangan kosong
Aku dan inspirasi ini
Hanya ingin mengembuskan napas yang pernah dirindukan sukma
Dikau mengoceh sana sini
Menitipkan segenap lisan tajam untuk menghempaskan diriku
Saat aku sedang sibuk menulis sajak di sini
Karna ku pikir
Beginilah cara yang dapat ku lakukan
Untuk menghibur diri saat tak seorang pun paham tentang kesakitan batin ini
Engkau tak paham… dia tidak paham sama sekali
Cangkir inspirasi
Membawaku sejuta ide
Mewarnai kepudaran asa yang lelah berharap
Menanti sesuatu yang terlihat mustahil
Mematahkan asumsi yang tak mungkin
“Mungkin bagimu mudah untuk menungkapkan cinta
Aku… hanya bisa mengutarakan isi hati melalui puisi.”“Hingga Awsya di seberang sana sukar memahami pesannya… sulit untuk mengetahui perasaan tersembunyi ini yang telah terbelenggu bertahun-tahun lamanya.”
Dia yang meminta untuk dipahami
Sama sekali tak ingin memahami diriku
Yang dulu pernah mencoba menyiksa diri
Agar ku rasakan kekecewaannya di kala senja meredup
Dan kini, yang terlihat hanya jalan menuju ke rumah
Tempat di mana semestinya aku pulang dan menyeduh kopi bersama jati diri
Yang sempat hilang dari radar keberadaan
Dan kini, aku berhasil keluar dari jebakan masa lalu kelam
Mulai berjabat tangan sebagai simbol perdamaian
Ku biarkan dirinya di negeri sana
Aku sudah berhenti terobsesi pada mata syahdunya itu
Tak perlu mengungkit kesalahan lama
Aku di sini untuk belajar... mempelajari apa yang dia benci
Menerima kekurangan sisi percintaanku
Memaklumi pilihannya yang mengabaikan ketulusan
Aku... tak pernah menyesal pernah menitipkan namanya pada Tuhan dalam lantunan doa
Inspirasiku lahir saat diri ini termenung jauh nan dalam...
menyesali kesalahan terbesar yang pernah terjadi
Ku biarkan mengalir di aliran denyut nadi agar maknanya terasa sampai menyentuh batin
Dia membuatku menjadi lebih puitis
Bersama luka yang masih saja membekas
Hingga saat ini
Dia juga adalah masa lalu,
Yang tak akan pernah kembali
Dia merupakan cermin yang telah pecah
Dialah wanita yang telah mengajariku
Makna dari rasa sakit terhadap tali perasaan yang ingin ku satukan
Dia... tak akan pernah menjadi bagian cerita di dalam buku harian
Secangkir inspirasi yang terkoyak-koyak
Memberi kesan amarah untuk diperbaiki
Aku tak punya lagi waktu untuk berharap dan menantinya
Dia tak pernah ingin mengerti
Perasaan terselubung milikku
Aku dan inspirasi,
Begitulah caraku berdamai. Kini, biarkan aku menuju kepada Awsya… agar jalan Hamzah kembali bersemi seperti sedia kala.
— BREAKING REZA