Alam Baka
Puisi oleh Reza Fahlevi
Saat membuka mata
Ku lihat hanya ada cahaya putih
Yang terbentang luas
Tapi tak mampu ku jangkau
.
Ku rasakan ada desir angin
Yang bertiup mesra
membawa serta bisikan-bisikan keteduhan
Aku seperti berada di alam kesejukan yang tak terbatas
.
Mengetahui bahwa sisa umurku telah berlalu habis
Mereka berkata aku akan kembali hidup
Dan jika aku memang sudah mati…
entah kenapa…
Aku tak pernah melihat di mana jasad diriku berada
.
Menengadahkan kepala ke atas
Ku lihat awan yang menuliskan namaku
Ku perhatikan bentuk tulisannya
Terlihatlah sedikit pancaran wajah yang tersenyum
Wajah-wajah mereka yang pernah ku temui
.
Aku tak tau bagaimana ujung kehidupan ini
Aku juga tak tau cerita bagaimana yang telah ku ukir
Ku beri semua yang ku mampu
Dengan segenap kekuatan yang ku miliki
Aku menghibur mereka yang menangis pilu
.
Kini… entah bagaimana bisa aku terpisah jauh
Ku cari keberadaan keluarga
Ku panggil beberapa kerabat
Ku coba dengar suara-suara para guru
Aku sama sekali tidak merasakan kehadiran mereka
.
Tempat ini begitu sunyi
Tempat ini terasa aneh
Setiap langkah kakiku yang berjalan maju
Sepertu ku rasa… diriku telah mengarungi dunia nan luas
.
Tempat ini cukup asing
Aku berjumpa dengan sosok-sosok yang ku kenal
Tapi mereka seperti tidak melihatku
Meski dengan suara lantang diriku memanggil
Mereka tetap tidak merasakan kehadiranku
.
Dan entah kenapa
Aku tak mengerti
Terdiam… merenung… bertanya-tanya
“apakah waktuku di dunia sudah berakhir?”
Karna… aku tidak melihat apa-apa di sini
.
Apakah semua urusanku di dunia telah selesai?
Apakah ini pertanda Tuhan telah memanggilku untuk pulang?
Setelah berbagai rintangan ku lalui
Dengan segenap kesabaran yang ku tanamkan dalam hati
Sepertinya waktuku di sana benar-benar telah berakhir
.
Aku hanya merasa belum waktunya
Aku belum sempat memeluk anak-anakku
Belum sempat mencumbui istriku
Belum sempat memberi salam terakhir kepada ayah dan ibuku
Belum sempat ku ucapkan selamat tinggal kepada para kerabat
.
Aku hanya merasa terlalu cepat
Belum sempat diriku membelikan bingkisan kepada nenek
Belum habis ceritaku bersama kakek
Belum juga ku akhiri semua cita-citaku di dunia
.
Tapi… dengan dua tangan ini
Dengan kedua kaki ini
Aku tak mampu berbuat banyak
Jika Tuhan memutuskan aku harus pulang
Maka inilah tempatnya
.
Cahaya putih di depan mataku
Perlahan-lahan memberi kesan warna warni di hadapan mata yang memandang
Bagaikan permadani yang terlukis mewah
Aku bertanya, “apakah ini yang namanya alam baka?”