2022 Desember, di Titik Nol

Reza Fahlevi
4 min readDec 30, 2022

--

Di titik nol, ku ucapkan selamat tinggal

Meninggalkan luka

Meninggalkan segala rasa takutku

Resahku, kecemasanku

Barangkali semua akan tertinggal di belakang

.

Telah ku capai tahun ini bersama doa

Ku raih yang tak mampu ku gapai

Ku pasrahkan semua hal yang tak dapat ku genggam

Ku tinggalkan perasaan terpendam ini di titik kilometer nol

Agar semua tidak menjadi benci

.

Dan ku tinggalkan 2022 dengan rasa ikhslas

Kini ku coba menatap lembaran catatan baru

Di saat tinta dan pena telah mempersiapkan diri

Mengukir huruf-huruf perjalananku

.

Tepat di kilometer nol, ku kepaskan semua

Di titik nol ini, aku terjatuh dan memulai bab baru lagi

Ku rangkai kata puitis untuk mewarnai sisi kelabu dalam sukma

.

Secangkir kopi pahit telah ku teguk

Aku akan kembali mencintai meski telah berulang kali berakhir pilu

Terakhir ku paksakan batin memendam rasa untuk selamanya

Merelakan, mengikhlaskan Awsya yang telah bahagia bersama cinta abadinya

.

Desember, kau telah membawaku melihat serta bersaksi

Bahwa semua yang ku impikan dapat lenyap dalam sekejap pejaman mata

Kau juga membawaku merasakan tentang seluk beluk kehidupan ini

.

2022,

Kau telah mengajariku untuk terus bertahan meski terlalu perih menahan gejolak ketakutan dan keputusasaan

Pada akhirnya, ada ujung cerita yang dapat memberiku secuil kebenaran

Bahwa, wanita yang ku cintai takkan pernah mengetahui rahasia di balik kalbuku

.

Kini, titik nol seakan memberi asa baru

Ku tinggalkan yang tlah berlalu

Untuk mengawali yang harapan lain

Ku taburi dengan doa

Sebab itulah kekuatan yang dapat membuatku terus hidup di balik luka

.

Kini, barangkali aku akan menyapa 2023 dengan bekas luka yang masih mengiris perih

Tapi tak perlu khawatir

Sebab, sejak awal aku hanya ingin melihat Awsya bahagia

Meski akhirnya kebahagiannya bukan terletak padaku

.

2022, sedari awal kau adalah puisi yang bercerita tentang kepiluan

Sejak Januari hingga November, kau memberi kenyataan yang tak sesuai hasrat

Meski begitu, kau selalu membantuku melewati kegelisahanku…

Seperti saat Agustus membawaku kepada Awsya dan menatap lagi mata serta senyumannya

Meski, itulah yang terakhir kalinya

.

Dan November,

Kau bagaikan bencana sebab tanpa belas kasih dikau memberi kabar duka padaku

Kabar tentang Awsya yang akan menikah

Saat itu aku tersandung, jatuh, tenggelam bahkan sirna

Tapi, aku berterima kasih padamu November

Berkatmu, aku telah lepas dari perasaan cinta… cintaku terhadap Awsya

Walaupun aku harus memendam perasaan ini untuk selama-lamanya

.

Dan Desember, kau adalah kekuatan

Saksi bisu aku menata kembali bagian-bagian dari diriku yang patah

Kau melihat sendiri bagaiamana aku mengumpulkan puing-puing hati, ku satukan lagi meski masih terlihat retak

Desember, kau adalah saksi di mana aku tersenyum bahagia di hari pernikahannya

Dan ku pastikan diriku merupakan lelaki paling bahagia saat melihat wanita yang ku idamkan selama 8 tahun akhirnya menikah

Desember, kau melihatnya kan?

.

Tak ada yang ku sesali dari hadirnya 2022

Bagiku kau adalah perpisahan untuk diriku dan Awsya

Kami berpisah karena telah menemukan kebahagiaan masing-masing

Walaupu , Awsya yang lebih dulu menemukannya dariku

Barangkali, kebahagiaanku akan menyusul nanti

.

2022

Kau adalah ucapan selamat tinggal

Aku telah memendam rasa kepada Awsya selama delapa tahun

Dan di penghujung tahun ini, aku menemukan waktu yang tepat untuk mengucapkan selamat tinggal

Ku lakukan dengan se-syahdu mungkin

Sebagaimana senyuman Awsya itu

.

2022,

Kau adalah ujung cerita dari sebuah novel

Yang ku beri judulnya “Catatan di Jalan Hamzah”

Novel ini bercerita tentang aku dan Sari

Kemudian berakhir dengan sebuah titik

Tepat di saat aku memutuskan untuk bahagia… bahagia untuk yang terakhir kalinya

Ketika ia menerima kecupan hangat dari lelaki yang ia pilih sendiri

.

Di Desember 2022

Adalah bagian yang tepat untuk mengakhirinya semua

Aku berada di titik nol

Menamatkankan kisah pilu ini menjadi sekuel yang paling berkesan serta bagian terindah

Aku telah melakukan semampuku

Selanjutnya, biarkan semua mengalir karena memang sudah berlalu

Sampai detim ini Tuhan masih menye ut namaku… Ia mendekapku bersama kasih dan sayang-Nya

.

Dari angka 0

Akan ku tulis sebuah kisah perjalanan lain di dalam novel baru

Ku tinggalkan Awsya dengan ikhlas

Untuk kembali melanjutkan apa-apa yang belum tuntas

.

Sebagaimana yang pernah ku katakan kepada Awsya

“Tersenyumlah karna kau sanggup. Aku yang akan melanjutkannya”

Sekarang, ia sudah tersenyum bahagia

Dan pun kini giliranku untuk melanjutkan kisah-kisah di dalam novel kehidupanku

Duhai Desember 2022

Terima kasih atas segala alur yang kau tulis di dalam diary-ku

Dari titik nol ini… aku akan kembali dengan lebih kuat… serta lebih bijak

.

Meski kisah percintaanku selalu berakhir terpendam

Tapi aku tak pernah kapok untuk jatuh cinta lagi

Karna… aku tahu, ada seorang wanita yang ‘kan mendampingi perjalananku nanti

Dia adalah alasan aku tak pernah lelah menggapai apapun yang terlihat mustahil di hadapan mata memandang

.

2022,

Selamat tinggal…

Selamat berbahagia Awsya… setidaknya kita berpisah dengan saling tersenyum bahagia, persis ketika saat pertama kali kita akrab… delapan tahun yang lalu. Untuk selanjutnya, kita akan berjumpa sebagai kawan saja, dan ini sudah lebih dari cukup untukku dan juga untukmu. Tak ada lagi rasa yang ku pendam seperti dahulu.

Sabang, 30 Desember 2022

— Breaking Reza —

--

--

Reza Fahlevi
Reza Fahlevi

Responses (1)